Pemilu identik dengan baliho. Wajah calon DPR, DPRD, DPD atau capres dan cawapres tercetak besar di lembar lebar, menantang panas dan hujan. Jumlah baliho pun tak main-main, satu kecamatan mungkin bisa ribuan.
Sering kita lihat baliho bersandar pada tiang listrik, tiang telepon, atau pagar jalan. Baliho seperti itu seakan mengabarkan kepada kita, bahwa mereka tak bisa berjuang sendiri sehingga menumpang fasilitas publik untuk sandaran hidupnya.
Banyaknya jumlah caleg, membuat mereka bersaing tidak hanya pada jumlah baliho, tapi juga pada desain yang mereka rancang dan bahasa yang mereka tuliskan.
Ini lumrah, karena dibutuhkan hal unik untuk bisa jadi pusat perhatian.
Ada satu baliho dari caleg partai yang membuat mata saya tak berkedip barang sejenak. Di sana tertulis slogan "Bergerak Bersama Mensukses Bersama."
Saya bukan seorang linguis, bukan seorang ahli bahasa. Tapi, membaca slogan itu membuat saya mengernyitkan kening dan tertegun. Saya merasakan ada yang janggal khususnya pada kata mensukses.
*****
Dalam kaidah bahasa Indonesia, ada aturan pembentukan kata berawalan /me-/. Kata dasar berhuruf awal k-p-s- t, yang mendapat awalan /me-/, huruf di awal kata tersebut luluh atau lesap.
Misal, me+kubur menjadi mengubur, me+penggal menjadi memenggal, me+sapa menjadi menyapa, dan me+tolong menjadi menolong.
Dengan aturan itu, maka kata dalam slogan seharusnya menyukses dan bukan mensukses.Â