Sepertinya pagi seperti ituitu juga, selayaknya pagi tiga juta tahun yang telah terlampaui. Hanya saja kini kata dan abjad mudah untuk dibanting dan dilipat dalam sekatsekat rapat lalu dilempar ke entah dimana tiangtiang penyangga langit tinggi tegap. begitu juga denganku, yang menerima kata dan abjad dan sedikit terpaksa menggenggam erat sebab lemparan itu. inilah pagi ini dalam cermin maya lebar batasnya dimana. dimana penggalan kisah dalam perjalanan abad selayaknya dimuat. dimuat entah dengan salah alamat atau tanpa alamat.
apa ada dusta di bawah janur kuning? mungkin saja tak ada gelengan kepala sebab kepala telah meledak memuat palu, kertas, uang, hasrat, perahu, kanal, pulau, terbang, tiang listrik, tomboltombol. tapi sesering manusia mengikat tangan dengan kait, sesering pula cincin dalam jari manis dibuang paksa di altaraltar suci. sesering manusia berjalan berpasangan dibawah janur kuning sesering manusia pula menyulut api di pohonpohon kelapa, memberangus janur dan bakal janur. apa ada dusta dibawah janur kuning?
apa ada telinga yang bisa menjawabnya dan lidah yang mendengarnya? apa perasaan telah tersumpal dalam dompet dan uang menyumpal dalam perasaan? aih, alihalih memikir. tidurlah saja tubuh dan aku dalam mimbar berwarna kelabu, tempat para imam mendengung seperti rombongan tawon.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H