Mereka membuka program-nya dengan karya Beethoven: string quartet op.18 no.6 in G major, movement I. Kebetulan saya pernah mendengar rekaman karya Beethoven ini yg dimainkan oleh grup quartet lain. Lantas knp disebut program, bukan repertoire misalnya? Dalam sumber lain saya menemukan definisi program music, yakni mengacu pd musik instrumental yg menggambarkan suatu mood atau yg menyampaikan cerita/gambaran tertentu sesuai judul atau program yg disematkan pd suatu karya musik (yg akan dimainkan). Dg demikian, lewat program ini, penonton diharapkan dpt memeroleh gambaran dr karya-karya yg hendak dimainkan oleh Ragazze String Quartet. Tentu saja, sbg penonton, saya memiliki hak utk menafsir apa yg akan dihadirkan oleh mereka, sebagaimana hak mereka juga utk menafsir karya-karya komposer yg dimainkannya.
Entah karena dihadirkan secara langsung, tanpa perantara rekaman, saya bisa langsung menikmati karya ini lewat permainan mereka yg benar-benar matang. Ritme yg bersemangat (allegro con brio) dg motif repetitif disisipi oleh frase-frase melodi yg imitatif terdengar saling bertimpalan dr 4 instrumen gesek ini (violin 1 & 2, viola & cello). Ketika satu instrumen memeroleh bagian utk "berbicara", yg lain "mendengar" atau "menyimak", atau mungkin dlm gambaran lain: ritme & tempo membangun suatu atmosfir/suasana tertentu dan alur, dimana karakter-karakter (elemen2 melodi) bertemu dan bersama2 membangun cerita.Â
Dari sini saya bisa menangkap tema pd karya ini, tema yg bukan sekedar dlm terma musik, tapi jg tema yg menyangkut dg apa yg hendak disampaikan oleh komposer (Beethoven) dan ditafsirkan oleh pemusik (Ragazze String Quintet). Lewat tafsir Ragazze atas karya Beethoven ini saya menemukan kesegaran lain, ada semangat kontemporer (masa kini) disana, bukan semangat jadul. Alih-alih utk merayakan semangat jaman Romanticism abad 19, saya justru malah memeroleh gambaran semangat yg sama persis seperti figur-figur pemusik ini: cantik, muda, cerdas, ekspresif dan memiliki hak penuh utk bersuara namun sangat menikmati komunikasi diantara mereka, bukan gambaran sekelompok borjuis yg sedang berburu rubah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H