Mohon tunggu...
Wayan Kerti
Wayan Kerti Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP Negeri 1 Abang, Karangasem-Bali. Terlahir, 29 Juni 1967

Guru SMP Negeri 1 Abang, Karangasem-Bali. Terlahir, 29 Juni 1967

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Libur Semester "Terkebiri" di Tengah Erupsi

3 Januari 2018   20:50 Diperbarui: 4 Januari 2018   07:04 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Belajar-Mengajar Saat Libur Semester Ganjil 2017-2018 (Dokumentasi Pribadi)

Pembagian rapor (laporan hasil belajar siswa) di setiap semesternya, adalah momentum yang selalu ditunggu oleh para siswa maupun oleh para orang tua/ wali mereka. Berbagai perasaan mungkin berkecamuk di hati para siswa, juga orangtua/walinya. 

Harap-harap cemas untuk menunggu saat pembagian rapor tersebut. Lalu, mereka akan melihat nilai, angka, atau keterangan lainnya di buku laporan hasil belajarnya.

Sekolah-sekolah akan melaporkan hasil belajar para siswa di setiap sekolahnya setiap akhir semeter (satu tahun dua kali). Umumnya, kebijakan sekolah-sekolah mewajibkan orang tua/wali murid untuk mengambilkan rapor anak-anaknya. 

Tindakan itu dilakukan dengan berbagai pertimbangan, misalnya:

  • Siswa tidak melakukan tindakan intoleran di sekolah maupun di luar lingkungan sekolah usai pembagian rapor, seperti; corat-coret baju; kebut-kebutan; merusak sekolah bagi yang kecewa nilainya jelek atau tidak naik, dan bentuk bentuk tindakan negatif lainnya, sebagai ungkapan ekspresi anak-anak, khususnya yang sudah remaja.
  • Menjalin kedekatan dan sekaligus silaturahmi antara pihak sekolah dengan komite sekolah, dan orang tua/wali siswa. Komite sekolah, orang tua/wali adalah mitra kerja sekolah. Jadi, antara pihak sekolah (guru-guru) agar dikenal oleh orang tua/wali siswa, begitu pula sebaliknya. Jika ada permasalahan di kalangan siswa, guru wali kelas (yang nota bene orang tua kedua para siswa) akan mudah berkomunikasi dengan orang tua walinya, sehingga permasalahan-permasalahan yang muncul bisa teratasi.
  • Menyosialisakan berbagai prestasi sekolah melalui para siswanya, program-program sekolah yang telah dan akan dilaksanakan ke depannya. Harapan sekolah tentunya komite, orang tua/wali mengetahui dan peduli terhadap apa-apa yang diraih oleh sekolah tersebut, dan mendukung rencana kegiatan program sekolah ke depannya.
  • Membuat sebuah kesepakatan bersama dalam bentuk peraturan sekolah tentang berbagai kebijakan untuk menangkal hal/hal negatif dari para siswanya, maupun kebijakan positif yang patut dilakukan, sepanjang tidak bertentangan dengan payung hukum di atasnya.

Sekolah-sekolah di Bali melaksanakan kegiatan pembagian rapor semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018 itu pada hari Sabtu, 16 Desember 2017 secara serentak. 

Pembagian rapor di tingkat SMA/SMK menjadi kewenagan sekolah-sekolah masing-masing sesuai aturan Disdik Provinsi Bali, karena SMA/SMK kini pengelolaannya ada di tangan pemerintah provinsi. Sedangkan untuk Pendidikan Dasar (SD -- SMP), dan PAUD, pengelolaannya berada di tangan kabupaten-kota masing-masing sesuai dengan "amanat" otonomi daerah.

Ketika pembagian rapor telah usai, sekolah-sekolah biasanya melaksakan liburan semester sesuai dengan apa yang tertera pada Kalender Pendidikan. Untuk semester ganjil biasanya liburnya 2 minggu, sedangkan di semester genap masa liburnya lebih panjang 1 bulan. 

Di tengah liburan tersebut, sekolah-sekolah negeri umumnya tidak 100% libur. Para siswa biasanya secara bergilir dipiketkan untuk pembersihan "rumah belajar mereka". Kelas 6 (di SD), kelas IX (SMP), dan kelas XII (SMA/SMK), biasanya juga diberikan pelajaran tambahan sesuai program yang telah disusun oleh pihak sekolah masing-masing. Guru-guru dan pegawai pun tidak sepenuhnya libur.  Ada yang menyelenggarakan workshop-worshop; review kurikulum; penyusunan perangkat pembelajaran; sistem penilaian; SKP, dsb. Para pegawai di lingkungan sekolah pun tetap masuk untuk memberikan pelayanan intern maupun dari pihak luar. Intinya, sekolah tetap bergeliat di hari libur akhir semester tetapi tidak ada aturan yang mewajibkan harus masuk. 

Kesempatan libur  bisa dimanfaatkan oleh para guru yang dari jauh, utamanya dari luar Bali untuk bertemu sanak-saudaranya. Para siswa pun tidak sedikit yang melakukan kegiatan liburan. Yang dari desa ke kota, begitu sebaliknya untuk "merefres" otak mereka setelah berkutat selama satu semester. Para guru dan anak-anak di Kabupaten Karangasem yang sedang di landa musibah erupsi Gunung Agung, tentu masa liburan ini sangat dinanti dan didambakan. Masa libur semester ganjil ini mungkin menjadi harapan bagi mereka untuk berkumpul bersama keluarga, baik di rumah-rumah, kamp-kamp pengungsian, atau mengunjungi sanak-saudaranya sambil melepaskan kepenatan akibat beban tugas bagi guru, dan beban belajar bagi siswa. Belum lagi memikirkan keselamatan jiwa dan harta mereka akibat erupsi Gunung Agung. Liburan juga bisa dimanfaatkan untuk mencari pekerjaan sampingan di tengah situasi ekonomi seperti sekarang ini. Para siswa pun bisa membantu meringankan beban kerja orang tua, dan mengurangi bekal atau ongkos transfort mereka sehari-hari.

Di tengah harapan-harapan menikmati indahnya liburan dengan berbagai rencana yang telah disusun, ternyata ada instruksi dari pengambil kebijakan di Kabupaten Karangasem bahwa sekolah-sekolah yang di bawah naungan Disdikpora Kabupaten Karangasem, khususnya SD dan SMP agar tidak meliburkan siswa-siswanya pada masa libur semester ini. Instruksi tersebut tentu mengagetkan dan membuyarkan harapan-harapan dan rencana yang telah disusun oleh warga sekolah.  Instruksi harus ditindaklanjuti. Senin, 18 Desember 2017 sekolah-sekolah SD dan SMP di Kabupaten Karangasem bergeliat kembali. Ada yang menyiasati dengan kegitan-kegiatan ekstra kurikuler, ada yang melaksanakan pembelajaran tambahan. Berbagai giat dilaksanakan sesuai kebijakan pihak sekolah masing-masing, yang penting sekolah berjalan.

Ketika sedikit uangkapan rasa dan kegiatan belajar di masa liburan itu saya ungggah di akun fb saya, berbagai tanggapan muncul. Umummnya bernada positif memberi semangat. Namun, beberapa teman dari luar kabupaten banyak yang "japri" atau inboxmenanyakan keganjilan kebijakan dunia pendidikan di "Bumi Lahar" ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun