Mohon tunggu...
Swastikha Mulyana
Swastikha Mulyana Mohon Tunggu... -

Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

A Letter from Mars

4 Januari 2012   04:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:21 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dear kamu di ujung bumi,

Kalau kamu berpikir ini adalah sebuah surat romantis. Kamu salah besar.  Surat ini sama sekali tidak ada apa-apanya dibandingkan surat yang dikirimkan oleh manusia bumi. Suratku benar-benar berbeda.

Pagi ini, aku hanya ingin menyampaikan bahwa keadaanku di sini baik-baik saja. Kamu tidak usah merisaukanku. Aku makan enak, tidurku pun nyenyak. Kamu juga kan?

Ngomong-ngomong, gimana kabar bumi? Masihkah sepanas dulu ketika aku pertama kali menginjakkan kaki kesana? Terkadang aku suka mengintip keadaan bumi dari ujung-ujung lensaku, tapi aku aku tidak berani mengintipmu.

Semalam di mars hujan meteor, sangat indah. Sampai-sampai aku membayangkan dirimu ada di sini bersamaku--ikut menyaksikan taburan meteorit-meteorit yang begitu indah. Kamu lihat nggak?


Aku tahu jarak kita memang terpisah ribuan kilometer cahaya, tapi aku tahu bahwa kita memandang langit yang sama saat saling merindu.

Oke, aku kira cukup segini suratku. Nanti akan aku kirimkan deh foto-foto di sini

Salam hangat,

Makhluk manis penghuni mars

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun