Penulis: Muhammad Thoriq
Indonesia, yang terdiri dari lebih dari 17.000 pulau, merupakan rumah bagi berbagai spesies hewan, termasuk kelelawar, anjing, kucing, dan satwa liar lainnya yang berpotensi membawa  virus rabies. Akhir-akhir ini, sering bermunculan berita orang meninggal karena rabies. Salah satu contohnya, pada tanggal 22 Juni kemarin ada 10 orang dari provinsi NTT yang meninggal karena rabies.[1] Rabies telah menjadi masalah yang tak kunjung usai di Indonesia, dengan wabah sporadis yang terjadi dari waktu ke waktu. Sayangnya, saat ini baru 8 dari 34 provinsi di Indonesia yang dikategorikan bebas rabies.[2-3]  Kementerian Pertanian, melalui masterplan-nya berupa Program Pemberantasan Rabies Bertahap Seluruh Indonesia (PrestasIndonesia) menargetkan Indonesia bebas rabies pada tahun 2030.[4]
Salah satu penyebab utama maraknya kasus rabies di Indonesia adalah populasi anjing liar yang tinggi. Jumlah kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya berdasarkan data 2020 dan 2023 rata-rata sebanyak 82.634 kasus, 57.000 orang dari total tersebut menerima vaksin antirabies. Dari kasus tersebut, rata-rata kematian per tahunnya di Indonesia adalah 68 orang. Faktor-faktor seperti kurangnya pemeliharaan anjing, kurangnya program vaksinasi, dan kurangnya kesadaran akan pentingnya vaksinasi rabies pada hewan peliharaan menjadi pendorong utama penyebaran rabies di antara populasi anjing.[3]
Menurut WHO, ada tiga hal utama yang dapat dilakukan untuk pencegahan rabies, yaitu:[5]
1.Kesadaran tentang penyakit rabies, yaitu sadar akan keberadaan penyakit ini dan bagaimana cara menghindarinya.
2.Post Exposure Prophylaxis, yakni langkah-langkah yang seseorang lakukan apabila diduga terkena rabies.
3.Vaksinasi anjing massal, dikarenakan anjing merupakan pembawa utama penyakit rabies.
Indonesia sudah berusaha untuk melakukan implementasi terhadap ketiga hal tersebut. Hal utama yang dilakukan pemerintah adalah vaksinasi terhadap hewan peliharaan, terutama anjing. Hal ini dilakukan karena vaksinasi anjing merupakan cara yang efektif untuk mencegah rabies, melihat 98% kasus rabies di Indonesia disebabkan oleh anjing. Vaksinasi massal ini dilakukan secara terus-menerus tiap tahunnya di beberapa provinsi.[6-10]
Meskipun rabies dapat berujung pada kematian dengan fatality rate hampir 100% setelah gejalanya muncul, penyakit ini dapat dihindari dan dicegah. Ada dua tahapan berbeda pencegahan penyakit rabies, yang pertama adalah Pre Exposure Prophylaxis (PrEP) dan yang kedua adalah Post Exposure Prophylaxis (PEP). PrEP dilakukan jika seseorang atau individu berada di daerah yang memiliki risiko tinggi (NTT, Bali, dan lain-lain) terkena penyakit rabies. Risiko terkena rabies  bisa dikategorikan lagi dengan  mengikuti rekomendasi Amerika Serikat, sebagai berikut: [11-14]
Post Exposure Prophylaxis adalah langkah berbeda yang dapat kita lakukan jika ada dugaan seorang individu terkena rabies. Di Indonesia, hal serupa sudah berlaku, hal ini dituliskan pada Masterplan Pemberantasan Rabies di Indonesia, oleh Kementerian Pertanian, yang dinamakan Tata Laksana Gigitan Terpadu (Takgit). Takgit akan dilakukan jika ada pelaporan kasus gigitan dari petugas kesehatan ke petugas kesehatan hewan. Setelah itu, hewan yang menggigit akan dikonfirmasi oleh petugas kesehatan hewan, apakah hewan tersebut suspek atau bukan. Jika suspek, petugas kesehatan hewan akan melaporkan kembali ke petugas kesehatan manusia untuk menentukan pemberian VAR pada manusia tersebut atau tidak. Berikut adalah lampiran flowchart Takgit untuk penanganan kasus rabies di Indonesia.[4]
Selain itu, tingginya tingkat kesulitan dalam mendapatkan perawatan medis setelah gigitan hewan yang terinfeksi juga menjadi masalah. Aksesibilitas fasilitas kesehatan dan vaksin rabies yang memadai masih terbatas, terutama di daerah pedesaan dan terpencil.[1] Hal ini menyebabkan keterlambatan dalam pemberian perawatan pasca gigitan yang diperlukan untuk mencegah penyebaran virus ke sistem saraf pusat.
Rabies tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia. Upaya yang terkoordinasi, termasuk vaksinasi anjing, perawatan medis yang cepat setelah gigitan, dan peningkatan kesadaran masyarakat, diperlukan untuk mengatasi tantangan ini. Jika masyarakat Indonesia dapat mengetahui cara yang tepat untuk menangani rabies, mortalitas rabies di Indonesia akan dapat turun drastis dari angka kematian 68 per tahunnya. Dengan langkah-langkah yang tepat, Indonesia dapat mencapai pengendalian dan pemberantasan rabies, menjaga kesehatan masyarakat, dan melindungi populasi hewan dari penyakit yang mematikan ini.
Referensi
1.Kasus rabies di NTT: 10 orang Meninggal Dan Kasus Terus meningkat, Pengamat Singgung Kurangnya Sarana Dan Prasarana medis [Internet]. BBC; [cited 2023 Aug 2]. Available from: https://www.bbc.com/indonesia/articles/c4nej7lvp4ro.
2.Santosa B. Kemenkes: Kasus rabies meningkat pada 2022, Kemungkinan Karena pandemi covid-19 [Internet]. Kompas.com; 2023 [cited 2023 Aug 2]. Available from: https://nasional.kompas.com/read/2023/06/02/17224831/kemenkes-kasus-rabies-meningkat-pada-2022-kemungkinan-karena-pandemi-covid.
3.Rokom. Hingga April 2023 ada 11 Kasus Kematian Karena Rabies, Segera Ke Faskes Jika Digigit Anjing! [Internet]. 2023 [cited 2023 Aug 2]. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230602/3343156/hingga-april-2023-ada-11-kasus-kematian-karena-rabies-segera-ke-faskes-jika-digigit-anjing/.
4.Kementerian Pertanian, [FAO] Food and Agriculture Organization, [WAP] World Animal Protection. 2019. Masterplan Nasional Pemberantasan Rabies di Indonesia. Jakarta, Indonesia.
5.Human rabies prevention and management [Internet]. World Health Organization; [cited 2023 Aug 2]. Available from: https://www.who.int/activities/human-rabies-prevention-and-management.
6.Aranditio S. Vaksinasi Hewan Gratis menjaga Jakarta tetap Bebas rabies [Internet]. Harian Kompas; 2023 [cited 2023 Aug 2]. Available from: https://www.kompas.id/baca/metro/2023/06/01/vaksinasi-hewan-gratis-menjaga-jakarta-tetap-bebas-rabies.
7.Tekan kasus rabies di Bali, Kementan Dorong percepatan Vaksinasi Massal Pada Hewan [Internet]. [cited 2023 Aug 2]. Available from: https://ditjenpkh.pertanian.go.id/berita/1628-tekan-kasus-rabies-di-bali-kementan-dorong-percepatan-vaksinasi-massal-pada-hewan.
8.Rokom. Vaksinasi Anjing untuk cegah rabies [Internet]. 2018 [cited 2023 Aug 2]. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20181003/2028260/vaksinasi-anjing-cegah-rabies/.
9.DIPERTAPA - Vaksin Rabies Gratis Dalam Peringatan Hari rabies sedunia [Internet]. [cited 2023 Aug 2]. Available from: https://pertanian.kulonprogokab.go.id/detil/825/vaksin-rabies-gratis-dalam-peringatan-hari-rabies-sedunia
10.DKPPP adakan vaksinasi rabies gratis untuk anjing dan kucing [Internet]. [cited 2023 Aug 2]. Available from: https://temanggungkab.go.id/articles/dkppp-adakan-vaksinasi-rabies-gratis-untuk-anjing-dan-kucing-1649172227.
11.Rabies [Internet]. World Health Organization; [cited 2023 Aug 2]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/rabies#:~:text=After%20a%20potential%20exposure%20of,monoclonal%20antibodies%2C%20which%20can%20be.
12.[Internet]. [cited 2023 Aug 2]. Available from: https://www.who.int/docs/default-source/searo/india/health-topic-pdf/pep-prophylaxis-guideline-15-12-2014.pdf.
13.Pre-exposure prophylaxis (prep) [Internet]. Centers for Disease Control and Prevention; 2022 [cited 2023 Aug 2]. Available from: https://www.cdc.gov/rabies/prevention/pre-exposure_vaccinations.html#:~:text=These%20people%20should%20receive%20rabies,contact%20with%20the%20rabies%20virus.&text=A%202-dose%20PrEP%20schedule,3%20years%20are%20also%20described.
14.Use of a modified preexposure prophylaxis vaccination schedule to prevent human rabies: Recommendations of the Advisory Committee on Immunization Practices - United States, 2022 [Internet]. Centers for Disease Control and Prevention; 2022 [cited 2023 Aug 2]. Available from: https://www.cdc.gov/mmwr/volumes/71/wr/mm7118a2.htm?s_cid=mm7118a2_e&ACSTrackingID=USCDC_921-DM81353&ACSTrackingLabel=This+Week+in+MMWR+-+Vol.+71%2C+May+6%2C+2022&deliveryName=USCDC_921-DM81353.