Untuk Membentuk Moral yang Kuat: Pendidikan karakter memegang peran krusial dalam membentuk individu yang memiliki moral yang kokoh, berintegritas, serta mampu menjunjung tinggi kejujuran dan keadilan di setiap aspek kehidupan. Melalui pendidikan karakter, individu tidak hanya belajar untuk memahami prinsip-prinsip moral saja, tetapi juga menginternalisasikannya sebagai kebiasaan dalam lingkungan sosialnya.
Hal ini menjadi dasar dalam membangun generasi baru yang tidak terpaku oleh konsep moralitas, tetapi juga mengimplementasikannya secara konsisten, sehingga tercipta individu yang lebih bermoral, adil, dan penuh tanggung jawab dalam setiap tindakannya.
"Setiap hari, siswa-siswi di sekolah diajarkan untuk mengenal nilai-nilai dasar kehidupan. Melalui pembelajaran yang terintegrasi, misalnya dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) atau Pendidikan Agama. Namun yang lebih penting lagi adalah memberikan contoh kepada siswa," ungkap Umar Dani. Ia percaya bahwa guru dan staf sekolah harus menjadi teladan utama bagi siswa-siswi dalam hal membentuk karakter siswa.
Membentuk Pribadi yang Berintegritas : Individu yang memiliki karakter baik akan lebih peduli dan peka terhadap lingkungan sosialnya, karena pendidikan karakter mengajarkan pentingnya mempunyai rasa tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Pendidikan karakter membantu siswa mengembangkan integritas, kejujuran, tanggung jawab, dan kedisiplinan, dalam kehidupan sehari-hari dan dalam lingkup dunia kerja.
Umar Dani juga menjelaskan, "pendidikan karakter tidak sepenuhnya diajarkan di dalam kelas. Peran Sekolah juga kerap penting dalam mengadakan kegiatan sosial seperti gotong royong, bakti sosial, atau kampanye kebersihan lingkungan sekolah, untuk melibatkan siswa-siswi secara langsung. Dengan kegiatan ini, siswa-siswi dilatih untuk peduli terhadap lingkungan sekitar dan belajar bekerja sama dalam sebuah tim".
Mempersiapkan Pemimpin Unggul Masa Depan: Mempersiapkan calon pemimpin masa depan merupakan peran penting pendidikan karakter, karena tidak hanya memiliki wawasan yang luas saja, tetapi juga dilengkapi dengan integritas, kebijaksanaan, dan tanggung jawab moral dalam setiap pengambilan keputusan. Pemimpin yang berintegritas adalah pemimpin yang memiliki karakter yang kuat dan mampu membuat keputusan sesuai dengan kemashlahatan rakyatnya. Oleh karena itu, pendidikan karakter menjadi fondasi utama dalam menciptakan pemimpin yang memiliki kepribadian dan prinsip yang kokoh, sehingga mereka dapat menjalankan peran kepemimpinannya dengan penuh amanah dan keadilan.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi siswa-siswi di sekolah, saat ini adalah pengaruh negatif yang datang dari lingkungan sekitar. Dengan mudahnya mengakses teknologi dan informasi, siswa-siswi juga sering kali terpapar pada perilaku negatif seperti bullying, pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, dan perundungan siber. Pendidikan karakter mengajarkan nilai-nilai positif untuk membedakan antara perilaku yang baik dan buruk, sehingga siswa dapat menjauhi perilaku menyimpang.
Umar Dani berharap, "pendidikan karakter ini terus diterapkan oleh sekolah-sekolah lain di seluruh Indonesia. Ia menegaskan bahwa karakter yang kuat adalah fondasi utama pada individu untuk membangun generasi bangsa yang siap menghadapi tantangan globalisasi dan mampu membawa perubahan positif bagi dirinya sendiri dan bangsa".
Saat ini, meskipun pendidikan karakter sudah mulai dimasukkan dalam kurikulum sekolah, penerapannya sering kali dianggap sebagai tambahan yang belum sepenuhnya terintegrasi ke dalam proses pembelajaran utama. Hal ini mengundang perdebatan mengenai sejauh mana pendidikan karakter perlu menjadi prioritas dalam sistem pendidikan nasional.
Pertama, pendidikan karakter memberikan landasan moral yang kuat bagi siswa, membantu mereka menghadapi tantangan sosial dan emosional dirinya. Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), kasus kekerasan di sekolah dan perilaku tidak disiplin masih menjadi masalah serius di banyak institusi pendidikan.