Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) adalah salah satu program di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek. Program ini menjadi unggulan karena memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat menggunakan hak belajarnya di luar program studi dan perguruan tinggi asal.Â
Dalam program ini, akan terciptanya ruang antara mahasiswa, dosen, dan perguruan tinggi dari berbagai daerah di Indonesia melalui kegiatan akademik dan nonakademik. Program PMM akan membentuk para pelajar Pancasila dan calon pemimpin masa depan, dimana PMM akan mendorong pemulihan pandemi dan membawa Indonesia menyongsong ke masa depan. PMM juga membuka kesempatan antar mahasiswa dan antar perguruan tinggi untuk saling berkolaborasi.
Program kolaborasi LLDikti Wilayah III dengan kementerian pertahanan dengan nama PMM-PKBN merupakan program yang akan memberikan banyak kesempatan kepada mahasiswa untuk mengeksplor sekaligus mempelajari keberagaman dan budaya belajar di setiap kampus melalui kesempatan belajar di perguruan tinggi lain.Â
Pada kesempatan kali ini, mahasiswa terpilih akan mempelajari 5 modul pembelajaran yang bisa dipilih sesuai dengan minat masing-masing. Modul-modul tersebut diantaranya: Artificial intelligence, Data science, Cyber security, Communication specialist dan Web programming. PMM-PKBN bertujuan untuk : 1. Mengeksplor dan mempelajari keberagaman pelaksanaan Tri Dharma di perguruan tinggi mitra; 2. Berteman dengan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi mitra; 3. Kesempatan belajar di perguruan tinggi mitra, bertukar sementara bermakna selamanya.
STIKOM InterStudi berhasil menghantarkan mahasiswa untuk mengikuti sertifikasi kompetisi fotografi PMM-PKBN yang nantinya akan didanai oleh LLDikti III. Mahasiswa itu ialah Siska Puspitasari dan Agnes Putri Maharani. Mereka merupakan mahasiswa berprestasi yang mendapatkan nilai tertinggi di MBKM. Hal ini cukup membanggakan STIKOM InterStudi.
Output dari program PMM-PKBN ini, mahasiswa dapat menyetarakan Satuan Kredit Semester (SKS) setara 20 SKS, mendapatkan sertifikasi dari Lembaga Sertifikasi Profesi dari Perguruan Tinggi yang telah ditunjuk, sertifikat Bela Negara dari Badiklat Kemenhan yang dapat meningkatkan daya saing. Sejalan dengan hal tersebut, informasi dan komunikasi saat ini sudah menjadi bagian dari infrastruktur pembangunan sebuah bangsa yang menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan.Â
Bela negara tidak selalu identik dengan pendidikan militer, tetapi melalui hal lain. Misalnya saja di bidang keamanan siber yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Kita menyadari saat ini ada saja serangan di dunia maya dan telah menjadi trend baru dalam perang modern di abad-21. Oleh karena itu, dari Jakarta untuk Indonesia, kita bersama-sama membela negara dengan membangun kekuatan siber melalui program PMM-PKBN.Â
Program PMM-PKBN ini juga akan mendukung program transformasi digital di Indonesia yang dicananangkan oleh Presiden Jokowi, salah satunya pengembangan roadmap transformasi digital di sektor-sektor strategis, terutama sektor pendidikan dan menyiapkan kebutuhan SDM yang berkompetensi talenta digital.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H