Raden Mas Soewardi Soerjaningrat yang lebih dikenal Ki Hajar Dewantara, lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889.  Ki Hajar Dewantara merupakan pelopor pendidikan di Indonesia dan beliau disebut juga sebagai Bapak Pendidikan. Ki Hajar Dewantara merupakan keturunan bangsawan sehingga saat itu mendapat keistimewaan untuk bersekolah di sekolah milik Belanda. Ayahnya juga memberikan guru privat untuk belajar sejarah jawa, seni, literatur, dan agama islam. Sehingga pelajaran pelajaran tersebut menanamkan nasionalisme pada diri Ki Hajar Dewantara. Beliau juga melanjutkan sekolah perguruan dan pernah sokolah di Stovia (sekolah kedokteran). Selain itu juga Ki Hajar Dewantara banyak mengikuti organisasi dan pernah menjadi jurnalis.
      Selama masa studi Ki Hajar Dewantara mempelajari pemikiran tokoh-tokoh Internasional. Seperti Friederich Froebel, Maria Montessori, dan Rabindranath Tagore. Pemikiran 3 tokoh tersebut Ki Hajar Dewantara memperkenalkan sistem persekolahan yang  bertumpu pada 3 gagasan utama, yaitu:
1. Taman Siswa : Identik dengan taman bermain yang mengggambarkan kegembiraan sehingga taman siswa merupakan sistem pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk tumbuh dan berkembang, belajar sesuai keinginan dan kemampuan yang dilengkapi dari proses pembelajaran dan dukungan dari pengajar.
2. Among : Menjadikan siswa sebagai target utama yang harus dilayani dan pengajar berperan sebagai fasilitator yang menyediakan tuntunan, kepedulian dan kasih sayang. Prinsip Among berlandaskan pada 2 dasar yaitu, kemerdekaan siswa untuk belajar dan belajar sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa yang terbentuk secara alamiah.
3. Pamong : Dianalogikan seperti petani yang menanam padi, dimana petani tidak dapat menetukan arah padi yang akan tumbuh.
      Prinsip among dan pamong keduanya tidak terlepas dari peran seorang pengajar untuk lebih memperhatikan minat, bakat, dan kemampuan serta dukungan untuk perkembangan siswanya. Dukungan pengajar yang utama melalui dukungan psikologis yang meliputi motivasi, insiprasi dan menyediakan kondidsi siswa untuk bisa kritis dalam proses belajar. Pegajar juga harus berperan aktif ketika siswa memiliki kesulitan dalam proses belajar.
      3 gagasan yang dibentuk oleh Ki Hajar Dewantara sangat menarik dan mulai di terapkan di Indonesia oleh Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim pada tahun 2020. Nadiem Makarim mengimplementasikan "Kebijakan Merdeka Belajar atau Kampus Merdeka" yang terinspirasi dari pemikiran Ki Hajar Dewantara.
      Kebijakan Merdeka Belajar pun disambut baik oleh mahasiswa karena pembelajaran yang tidak harus selalu dilakukan di dalam ruangan dan hanya teori namun dibebaskan untuk terjun langsung di lapangan. Mahasiswa diberikan kemerdekaan untuk mengeksplor minat, bakat dan kemampuannya di luar kampus.
      Pemikiran Ki Hajar Dewantara yang sangat brilliant membuat Prof. Martani Huseini Ketua STIKOM Inter Studi ingin mendedikannya melalui short movie yang akan digarap bersama tim RH Entertainment. Momentumnya pun akan bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hari Kelahiran Ki Hajar Dewantara).