Membaca adalah salah satu cara dalam  menempuh jalan keluar menuju jawaban dari sebuah pertanyaan. Tanpa membaca sesuatu pertanyaan itu tidak terjawabkan dengan sendiri nya tapi perlu proses dan tahapan yang harus ditempuh.Â
Tahapan dan proses itu adalah hanya dengan membaca. Membaca sesuatu  itu perlu dengan analisa dan perlu keingintahuan ingin mengetahui sesuatu yang belum terjawabkan.Â
Seorang Profesor tidak dapat menemukan sesuatu penelitiannya tanpa membaca sebuah referensi pendukung dari pada hasil penelitiannya. Begitu juga dengan kita mahasiswa atau masyarakat pada umumnya. Kita dituntut untuk membaca agar informasi itu dapat kita kelola dengan baik.
Sebenarnya bukan dituntut, tapi sudah menjadi bagian dari kewajiban kita untuk bisa mengetahui sesuatu itu hanya dengan membaca.Â
Mendengarkan informasi dari orang kemungkinan besar sebagian kita tidak percaya bahkan kita bisa dibohongi karena kita belum membaca dari mana sumber informasi itu sebenarnya.Â
Sederhananya begini, seorang mahasiswa dapat mengetahui pahlawan revolusi melalui buku sejarah. Tanpa buku itu banyak siswa atau masyarakat tidak tahu. Walaupun guru di kelas memberitahukannya, tapi kita tidak mengetahuinya lebih dalam lagi. Maka solusinya adalah hanya dengan membaca buku.
Lalu ada banyak siswa dan juga mahasiswa mengatakan bahwa membaca itu membosankan. Memang membaca itu membosankan. Tapi, sebetulnya tidak ya. Mengapa? Karena dalam rana saat itu membaca itu memang perlu.Â
Membaca itu merupakan a change of life (perubahan hidup). Mengapa dikatakan demikian bahwa dengan kita membaca pola pikir kita dan wawasan kita dapat berubah.Â
Misalkan anda ingin belajar statistika. Otomatis sebelum anda belajar pasti anda mempersiapkan dulu dengan membaca. Mengetahui hukum fisika, kimia itu lebih mudah kita dapatkan di buku dan lengkap dibanding yang lain.
Bagi orang yang merasakan membaca itu membosankan ada beberapa penyebab yaitu:
- Faktor lingkungan sekitar. Banyak anak-anak lebih mementingkan main game dengan kawan sejawat dari pada belajar membaca dan menulis. Kebanyakan saat ini anak-anak cenderung ke gadget dibanding membaca buku, itulah faktor sehingga anak-anak malas dan merasa bosan membaca.
- Faktor koleksi yang dimiliki terbatas sehingga bosan untuk membaca. Maksudnya banyak anak atau pelajar merasa bosan membaca buku karena buku yang dibaca-baca hanya itu-itu saja. Sehingga merasa bosan.
- Faktor perhatian. Maksudnya banyak pelajar tidak fokus belajar dan tidak mau bahkan bosan membaca setiap hari. Karena tidak perhatian dari berbagai pihak antara lain orang tua sebagai pendorong, dan tidak pernah mengunjungi perpustakaan.
- Faktor kebiasaan. Maksudnya banyak sekali pelajar merasa bahwa membaca itu susah dan akhirnya bosan tidak membaca lagi. Alasannya adalah karena kadang yang kita baca tidak pernah kita ingat setelah 1 menit setelah dibaca. Karena membacanya bukan simak tapi hafal satu-persatu kata dalam kalimat, kemudian tidak konsentrasi karena banyak kali yang ingin dibacakan. Kemudian setelah dibaca lupa lagi apa yang dibaca sehingga kadang pelajar merasa membosankan membaca sebuah buku.
Jadi, apa solusinya supaya membaca tidak membosankan.