Sudah banyak yang mengetahui bahwasanya pada tanggal 1 Oktober adalah Hari Kesaktian Pancasila, dan mungkin juga banyak yang sudah mengetahui mengapa pada tanggal 1 Oktober diperingati Hari Kesaktian Pancasila. Sedangkan pada tahun ini peringatan hari kesaktian Pancasila dibuatkannya tema  "Pancasila sebagai Dasar Penguatan Karakter Bangsa Menuju Indonesia Maju dan Bahagia" sangat inheren dengan tujuan murni yang terkandung dalam UUD 1945, menuju Indonesia yang cerdas dan merdeka, serta termaktub dalam butir-butir Pancasila. Pancasila Sejarah Singkat Lahir dan Rumusan.
Pancasila Sejak tanggal 1 Maret 1945, pembentukan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia sudah mengajukan pertanyaan penting tentang Dasar Negara Indonesia. Hal tersebut memicu upaya untuk merumuskan Pancasila sebagai dasar negara resmi.Â
Dimulai pada pidato tentang "lima dasar" oleh Muhammad Yamin hingga pidato pada tanggal 1 Juni 1945 yang berisi tentang "Lahirnya Pancasila" yang dilakukan oleh Sukarno, pada 22 Juni 1945 Pancasila kemudian disusun sehingga menjadi Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945.Â
Dari hal ini bisa disimpulkan bahwasanya untuk melahirkan sebuah rumusan dasar negara sangatlah rumit, butuh sebuah proses yang panjang dan juga perjuangan, maka tidaklah heran jika kewingitan dan kesakralan dari sebuah Pancasila itu sendiri tidak dapat diragukan kembali.
Budaya orang-orang jawa sangat kental dengan aroma mistis semisal contoh bertapa, poso mutih, dll tidak lain adalah untuk sebuah yang dianggapnya penting dan sakral, sehingga pada zaman dulu banyak orang-orang jawa yang sakti mandraguna (Baca: Jawa Tonggak Prasejarah).Â
Bila dilihat dari perspektif sejarah kerajaan-kerajaan di Nusantara dulu juga mempunyai kemampuan rohani yang mampu bertahan hingga terekspose di peradaban asia bahkan dunia, saat masa kejayaannya. Ini merupakan pembuktian bahwa Indonesia pada zaman dahulu mempunyai orang-orang yang berpengaruh, memiliki kesaktian yang luar biasa (Baca: Masa Kerajaan Majapahit).Â
Maka tidak heran pada saat ini masih tersisa peninggalan-peninggalan kewingitanya, kesakralannya, kesaktiannya dan harus dihormati dan juga dijaga betul-betul. Kembali pada peristiwa yang mana akan dilengserkannya Presiden Soekarno, Pancasila ini akan dihapuskan, negara Indonesia akan diubahnya menjadi negara yang berhaluan komunis, dengan menghapuskannya butir-butir sakti Pancasila, yang erat kaitannya dengan peristiwa Gerakan 30 September 1965(G30S).Â
Enam perwira tinggi dan satu perwira menengah TNI Angkatan Darat menjadi korban dalam Gerakan 30 September. Mereka adalah:
- Letnan Jendral Anumerta Ahmad Yani
- Mayor Jendral Raden Soeprapto
- Mayor Jendral Mas Tirtodarmo Haryono
- Mayor Jendral Siswondo Parman
- Brigadir Jendral Donald Isaac Panjaitan
- Brigadir Jendral Sutoyo Siswodiharjo
- Lettu Pierre Andreas Tendean
Pemerintah Orde Baru kemudian menetapkan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Sedangkan makna dari 1 Oktober ialah Hari Kesaktian Pancasila memiliki makna sebagai hari perkabungan nasional karena adanya tragedi penculikan dan pembunuhan tersebut. Tak hanya itu pasca tragedi itu, terjadi pembersihan semua unsur pemerintahan dari pengaruh PKI mulai dari angota organisasi hingga simpatisan.
Sehingga pada akhir 1965, diperkirakan sekitar 500 ribu hingga 1 juta anggota atau pendukung PKI diduga menjadi korban pembunuhan. Maka kaitan sejarah 1 Oktober dengan 30 September yang biasa dikenal G30S/PKI adalah pasca tragedi di tanggal 30 September itu, kesaktian Pancasila mulai wingit dan mungkin kuwalatnya (bahasa jawa) bisa terasakan jika ada yang mengusik, mengganggu kenyamanan Pancasila itu sendiri.Â
Maka sejatinya untuk kita saat ini bilamana mengenang dari sejarah biadabnya Partai Komunis pada saat itu, hingga proses upaya menghapuskan Pancasila, tidak jarang banyak yang berdo'a dan sebagai edukasi bagi kita semua, banyak yang memutarkan film G30S/PKI.