Ketua Forum Warga Kota Jakarta, (Fakta), Azas Tigor Nainggolan mengatakan, penataan kampung bisa dilakukan tanpa penggusuran. Hal ini terbukti terciptanya kampung warna warni disini.
"Terciptanya kampung warna warni bentuk kerjasama, gotong royong, kesadaran dan kepedulian setiap warga di RT 015," urai Azas Tigor Nainggolan, saat ditemui disana.
Tigor menceritakan, ia mengajak warga kampung penas RT. 015 untuk menata kampung dengan konsep "Kampung Warna Warni. Akhirnya diawal Maret 2017 mulailah penataan kampung dengan pembiayaan secara kolektif warga.
"Konsep penataan kampung ini menggunakan rekayasa teknis, artinya warga tetap tinggal disini, berpartisipasi dalam merawat lingkungan serta kepentingan sungai tetap mengalir," tegasnya.
Seorang warga kampung warna warni, Erna sangat senang dan bangga kampung yang dulunya kumuh, becek menjadi kampung warna warni yang di tata rapi dengan slogan "Tanpa Rokok," mulai dikenal masyarakat.
"Dulunya, warga yang tinggal di pinggir kali di pandang sebelah mata, tetapi sejak kampung ini di tata rapi, warga lebih bersemangat jaga lingkungan," ceritanya.
Lanjutnya, berbagai kegiatan pun dilakukan setiap Sabtu dan Minggu yakni kerja bakti mulai pukul 9.00 wib. Kemudian, Â pukul 13.00 para ibu-ibu membuat kerajinan tangan seperti tas, asbak, tempat pulpen dan lainnya yang terbuat dari barang bekas.
"Banyak mahasiswa baik dari dalam maupun luar negeri melakukan penelitian dan study tour kesini," ungkapnya.
Ketua Tim Penggerak Kampung Warna Warni, Nobby (23) menceritakan, di kampung ini total hunian mencapai 110 rumah dan total penghuni mencapai 450 orang.
"Tidak mudah mensosialisasikan kampung warna warni tanpa rokok, mengingat tingkat minimnya pengetahuan akan bahaya rokok," ceritanya.