Pertunjukkan yang menggunakan atribut lengkap pakaian betawi, dengan dialek betawi dibumbui guyonan, dilengkapi dengan musik gambang kromong dapat memikat hati para penontonnya. Pertunjukkan tersebut dikenal dengan sebutan lenong betawi.
Tak pelak, pertunjukkan lenong betawi acapkali dipentaskan diberbagai acara. Hal ini bertujuan melestarikan kesenian betawi.
Sebut saja, Yayasan Oplet Robet Jl. Asem Nirbaya No. 91 Kelurahan Pinang Ranti, Â Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, yang masih eksis hingga sekarang.
Sekretaris Yayasan Oplet Robet, I Goees Magrib menjelaskan, cikal bakal yayasan oplet robet berasal dari pengurus dan anggota Teater Cagar Budaya yang sudah vakum (tidak berjalan lagi). Sehingga kami pun mencari jalan masing-masing dalam berkesenian.
"Kemudian pada tahun 2001 lahirlah group ocehan plesetan rombongan betawi disingkat Oplet Robet," Jelas Goees, di Yayasan Oplet Robet, Jakarta Timur.
Goees sebagai salah satu pendiri dan Sekretaris Yayasan Oplet Robet  menceritakan, sudah bergelut di dunia teater modern sejak umur 17 tahun. Pada umur 27 tahun memutuskan untuk konsentrasi ke teater budaya betawi yaitu lenong.
"Sebagai orang betawi saya memiliki kesadaran dan kecintaan terhadap budaya betawi yang ingin di lestarikan," Ceritanya.
Dalam pertunjukkan lenong, Yayasan Oplet Robet sering mengangkat cerita lenong Bangsawan seperti cerita kerajaan. Setiap pemain harus menguasai materi dan harus improvisasi dalam membangun sebuah cerita.
Goees lanjutnya, sepanjang karir dalam berkesenian tentu ada suka dan dukanya seperti dalam sebulan tidak ada panggilan untuk berpentas tetapi hal itu tidak memuat saya menyerah malah meningkatkan semangat sambil menikmati.
Serta, pada tahun 2010 group kesenian tersebut berubah menjadi Yayasan Oplet Robet dan sudah terdaftar di Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) dan notaris.
Sejak saat itu Oplet Robet sudah pentas di berbagai acara masyarakat maupun di instansi pemerintah.