Teriknya sinar matahari menunjukkan pukul 15:30 sore, perjalanan yang padat merayap ditengah Ibukota dilalui tanpa mengenal lelah di kawasan Jalan Casablanca No. 38 Menteng Dalam, Jakarta Selatan. Jalan besar maupu gang sempit tetap dijajaki, tak heran disisi jalan dapat ditemui pedagang kaki lima.
Masjid Agung Al-Munada Baiturrahman atau yang biasa disebut dengan masjid perahu berdiri tahun 1963, Jl. Menteng Pulo Raya Nomor 23, RT 3/RW 5, Menteng Dalam, Jakarta Selatan. Akses jalan menunggu masjid tersebut hanya bisa dilalui oleh pengendara roda dua maupun pejalan kaki.
Seorang penjaga masjid, yang namanya tidak mau disebutkan (60) mengatakan, Â "Dulunya masjid ini merupakan wakaf orang betawi, yang diberikan kepada salah satu tokoh agama disini. Pembangunan masjid dilakukan oleh swadaya masyarakat secara gotong royong," ujarnya.
Ia menceritakan, filosofi pembangunan perahu berasal dari kisah nabi Nuh, dengan harapan perahu tersebut menjadi simbol bahwa setiap masyarakat yang melakukan wisata religi menjadi lebih bersungguh -- sungguh dalam beribadah.
Perahu tersebut yang terbuat dari bahan beton agar menjaga keutuhan dan ketahanan bentuknya, Â digunakan sebagai toilet dan tempat wudhu. Didalam masjid terdapat 4 buah tiang dengan tinggi mencapai 5 meter yang dihiasi tulisan kaligrafi berwarna cokelat tua.
Itulah sepenggal cerita yang bisa disajikan kepada masyarakat, jika anda penasaran silahkan berkunjung ke Masjid Perahu yang menjadi alternatif wisata religi di kawasan Jakarta Selatan.