"Kau bidadari jatuh dari surga dihadapanku, ea.." siapa yang tidak tahu dari sepenggal lagu miliki CJR ini, semua orang teritama anak remaja pasti tahu dan mungkin sangat hafal mengenai liriknya, bahkan anak-anak pun sudah mulai ikut-ikutan dan hafal menyanyikan lagu tersebut, sebenarnya tidak ada salahnya, semua lagu ataupun musik adalah sebuah karya dan seni yang patut kita apresiasi, mungkin sebagian besar orang-orang dengan mendengarkan lagu atau musik bisa membuat tenang, mengurangi stres, dan lainnya.
Tetapi musik seperti apa dulu yang patut kita beri apresiasi, setiap karya atau seni harus mengandung makna estetik didalamnya, mengandung banyak pesan, baik dari pesan moral, agama, dan lain-lain. Berbicara mengenai lagu dan musik, di indonesia sendiri seperti yang kita ketahui, banyak sekali lagu-lagu yang bernuansa cinta, mulai dari genre pop, dangdut, melayu, hip-po, dan lainnya, cinta memang dipandang sangat luas, baik cinta kepada teman, sahabat, keluarga, dan bisa juga pada kekasih, lalu apa yang salah dengan semua itu terhadap perkembangan anak-anak usia dini?? Sebenarnya tidak ada yang salah, hanya saja mungkin sebagai orangtua kita suka keliru dalam menempatkan porsi lagu pada anak kita.
Kita sering salah langkah dan menganggap remeh hal-hal kecil yang sebenarnya bisa mengakibatkan dampak yang sangat luar biasa bagi perkembangan mereka di masa yang akan datang, anak usia dini masih sangat membutuhkan kontrol dan bimbingan dari semua pihak, baik orangtua maupun guru, kita harus memperhatikan apa saja yang akan dilakukan oleh anak, termasuk dalam mendengarkan lagu, alangkah baiknya jika kita mendengarkan dan mengenalkan lagu-lagu kepada anak yang sesuai dengan kebutuhan dan porsinya, kenapa anak bisa menghafal lagu-lagu cinta dan tidak mengenal lagu-lagu anak?? Kalau sudah seperti iti, siapa yang harus kita salahkan?? Padahal lagu anak juga banyak, tetapi mengapa anak-anak kecil justru banyak yang menghafal lagu orang dewasa yang identik dengan percintaan ? Dalam hal ini, kita tidak bisa menyalahkan hanya pada satu pihak saja, sebagai contoh, di sekolah anak-anak dikenalkan dengan lagu-lagu yang sudah pas dengan usiannya, tetapi di rumah belum tentu, bisa jadi anak-anak mendengarkan lagu yang kurang tepat untuk usiannya, bisa kita lihat bahwa kesenjangan pasti ada, bagaimana kita sebagai orangtua bisa menjalin komunikasi dan bekerjasama dengan seorang pendidik.
Sehingga lingkungan sosial pun tentunya juga berperan dalam proses pengenalan musik yang sesuai pada usia anak. Lingkungan sekitar perlulah untuk mendukung terhadap apa yang diajarkan oleh para pendidik. Saling keterkaitan dan bekerja sama antara orang tua dan pihak guru dimana sama-sama nantinya memberikan suatu stimulus dan pembelajaran pada anak didiknya sesuai dengan tahap usianya, terutama pada hal yang sepele yaitu lagu atau musik. Tidak sepatutnya lah anak usia dini dimana harus dikenalkan dengan hal-hal positif dan mendidik dengan hal yang bermanfaat justru yang didapatkan malah tentang hal-hal yang belum dan tidak cocok untuk ia pahami dan mengerti, kemudian hal tersebut tentunya juga akan mempengaruhi pola pikir anak.
Jangan sampai masa anak-anak terlewatkan begitu saja, dan jangan sampai masa anak menjadi sia-sia karena kita sebagai seorang pendidik salah dalam memberikan bimbingan kepada anak, contohnya saja seperti mengenalkan sebuah lagu, kita harus benar-benar memperhatikan lagu apa yang sedang didengarkan oleh anak. Karena pada dasarnya anak usia dini dalam memahami sesuatu akan lebih dan cepat memahami selain dengan cara dikemas dalam suatu permainan, dengan media lagu juga akan sangat membantu anak dalam mengetahui, memahami sesuatu terutama pada hal-hal yang baru saja dikenalnya.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H