Mohon tunggu...
Ken Zahro
Ken Zahro Mohon Tunggu... -

FITK'14 UIN MALIKI MALANG "Selalu hadapi segala kenyataan yang ada didepan mata"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bahagiakan Masa Kecil dan Masa Dewasaku

20 Maret 2016   11:24 Diperbarui: 20 Maret 2016   14:42 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Pada hakikatnya setiap keluarga mendambakan anak –anaknya untuk tumbuh dan berkembangan secara baik dan membuatnya bahagia dan sukses.

Tentunya dalam menciptakan hal tersebut, perlu untuk saling berinteraksi antara orang tua baik ayah dan ibu dengan anak secara intensif. Para orang tua yang bekerjaakan merasa waktunya habis karena kerjaannya dan akan  selalu merasa kurang menghabiskan waktu bersama dengan buah hatinya.

Ayah dan ibu luangkanlah waktumu untuk mengasuh buah hatimu ....

Dalam proses pengasuhan bukanlah ibu yang harus selalu berperan penting, tetapi ayah juga perlu untuk mengasih buah hatinya. Dengan sama-sama saling terlibat dalam mengasuh buah hati, akan menjadi suatu kebahagiaan yang tiada terhingga dan akan saling lengkap keluarga tersebut. Ayah bukan hanya sebagai tulang punggung keluarga saja, melainkan ayah juga harus mampu untuk mendidik, merawat dan membuat buah hatinya merasa bahagia.

Pengasuhan yang dilakukan pada anak akan menjadi suatu pengalaman pada proses dewasa nantinya. Hubungan interaksi yang dilakukan pada masa itu akan mempengaruhi perkembangan kognitif dan sosial-emosional sang anak, terutama yang dibangun oleh kedua orang tua. Selain ibu, ayah juga harus selalu memperhatikan proses pertumbuhan anak, ayah juga harus peka terhadap segala yang dibutuhkan sang buah hati. Ayah memang tidak semahir ibu dalam mengasuh anak tapi bukan berarti ayah tidak memiliki peran yang besar pada pengasuhan anak.

Dalam mengasuh buah hati, ayah bisa menjadi sebagai partner permainan yang membuatnya tidak mudah cepat bosan. Pada permainan yang bersifat mengembangkan fisik, dan motorik kasar ayahlah yang biasanya lebih untuk bisa menjadi teman bermain anak, sedangkan untuk permainan yang bersifat mengembangkan kreatifitas dan imajinatif biasanya yang lebih menghandel adalah ibu.

Orang tua hendaknya mampu untuk selalu membuat buah hati merasa bahagia, dengan menggunakan permainan-permainan yang kreatif anak akan merasa nyaman dan tidak mudah bosan, karena orang tualah objek permainan bagi anak . Seperti halnya dengan membuat permainan yang bereaksi terhadap apa yang dilakukannya. Seperti membuat permainan dengan anak harus menyentuh bagian panca indera kemudian pengasuh atau pendidik membunyikan sesuatu kata yang lucu seperti suara kambing atau kucing, secara tidak sengaja anak akan tertawa dan menyukai permainan seperti itu.

Ayah juga perlu menjadi seorang pendongeng bagi anak. Untuk menjalin komunikasi terhadap anak, ayah dapat menjadi pendongeng bagi anak dengan membacakan cerita dongeng disaat anak akan tidur  atau disaat waktu luang untuk menambah kebahagiaan anak. Ayah sendiri juga harus menjelaskan akan cerita tersebut agar sang anak tidak salah dalam menafsirkannya.

Selain itu ayah juga hendaknya mengajarkan mengenai menghadapi suatu konsekwensi dari suatu tindakan, agar kedepannya anak tidak menjadi anak yang agresif. Selain itu ayah juga sebagai pemandu hidup. Ayah haruslah mengajarkan anak mengenai ber-akhlak yang baik, membantu anak untuk mampu membedakan hal yang benar dan salah, ayah sendiri juga harus mampu untuk seimbang terhadap mengoreksi suatu perbuatan yang tidak baik dan ayah juga harus memberi semangat anak dalam bentuk pujian jika ia berbuat kebaikan.

Ayah sangatlah memiliki ekspektasi yang lebih tinggi dari pada ibu, karena hal itu ayah harus mampu untuk mendorong dan terus memberikan motivasi semangat kepada anak guna untuk mempersiapkan anak menghadapi masa depan dan dunia yang nyata. Dengan hal itu, tetaplah sebagai orang tua meskipun menginginkan sesuatu yang tinggi tetaplah harus mampu menyeimbangkan dengan potensi anak dan biarkan sang anak menjadi sosok dirinya sendiri. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun