Mohon tunggu...
Kenya Giovanni
Kenya Giovanni Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

SDGs, Tujuan Ambisius dengan Strategi Sederhana

29 Mei 2016   18:27 Diperbarui: 29 Mei 2016   19:05 1047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sustainable Development Goals (SDGs) yang akhir-akhir ini menjadi perbincangan dalam pembangunan merupakan pemikiran lanjutan dari Millenium Developmen Goals (MDGs) yang berakhir pada tahun 2015. SDGs sendiri memiliki 17 tujuan dan 169 target yang harus dicapai pada tahun 2030. SDGs memiliki target-target yang lebih detail dan  multisektor dibandingkan dengan MDGs sebelumnya. Secara global, SDGs sendiri memiliki tiga tujuan prioritas yaitu kesejahteraan masyarakat, keadilan sosial, dan kelestarian lingkungan.

SDGs sangat membutuhkan peran masyarakat. Dapat dikatakan bahwa SDGs merupakan tujuan pembangunan ambisius dengan strategi yang sederhana, yaitu dengan memberdayakan dan mengoptimalkan peran masyarakat dalam mencapai tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan.

Dalam wawancara dengan Jeffrey Sachs melalui CNN Indonesia, dikatakan bahwa suara masyarakat sangat mempengaruhi ke arah mana pemerintah akan merumuskan kebijakan. Sachs percaya bahwa pemerintah atau pemimpin negara tidak sepenuhnya sebagai pemimpin, tapi sebagai pengikut. Karena, mereka akan membuat kebijakan berbasis kepentingan, dan kepentingan utama adalah opini publik yang terbentuk.

Dicontohkan oleh Sachs dalam kasus Amerika, dimana salah satu partai menyangkal adanya fenomena pemanasan global. Padahal, penyangkalan tersebut hanyalah kamuflase beberapa pihak untuk menutupi keuntungan finansial yang besar yang didapat dari industri pertambangan dan perminyakan. Penyangkalan ini pun mendapatkan respon yang sangat besar dalam masyarakat, dimana masyarakat berpendapat bahwa penyangkalan tersebut hanyalah ide bodoh dan tak masuk akal. 

Bahkan lebih dari 70% warga Amerika sangat mendukung perlunya sumber energi baru dibandingkan hanya bergantung pada energi geotermal. Hal ini dikarenakan masyarakat sendiri dapat melihat bahwa pemanasan global merupakan ancaman yang serius bagi kehidupan yang akan datang. Dengan adanya perhatian masyarakat yang besar pada suatu isu, mau tak mau kebijakan ataupun arah politik akan bergerak untuk mengikuti keinginan masyarakat.

Untuk negara maju dengan populasi yang sedikit, kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian lingkungan mungkin dapat dengan mudah dicapai dengan minat yang tinggi. Namun, yang menjadi tantangan bersama adalah bagaimana membangun tingkat kesadaran masyarakat di negara-negara berkembang untuk bekerja sama dalam mewujudkan keberhasilan SDGs.

 Kota – kota di Denmark, Norwegia, Swedia, dan negara Skandinavia lainnya menjadi tolak ukur pembangunan berkelanjutan serta role modelpembangunan beberapa tahun terakhir. Pembangunan ramah lingkungan yang selaras dengan kesejahteraan masyarakat menjadikan negara-negara tersebut sebagai negara yang kondisinya mendekati keberhasilan seluruh target SDGs. Pencapaian tersebut tidak lain karena peran masyarakat yang besar.

Masyarakat di negara-negara Skandinavia memang dapat dikategorikan sebagai populasi yang kecil dan dalam luasan wilayah yang tidak terlalu besar. Sehingga memberikan anggapan bahwa mudahnya mengontrol lingkungan dan masyarakatnya, yang mana kondisi berbalik yang dihadapi oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia. Padahal, pelajaran terbesar yang dapat diambil dari keberhasilan negara-negara tersebut adalah masyarakatnya yang sangat menghargai pendidikan, menghargai lingkungan, dan bagaimana berusaha meminimaliskan kesenjangan sosial. Mereka percaya bahwa kehidupan yang baik akan terwujud apabila mereka ikut berperan dalam pembangunan dan menumbuhkan sense of belonging terhadap lingkungan tempat tinggal mereka.

SDGs bagi beberapa pihak mungkin dianggap sebagai kemustahilan dengan target-target yang sangat banyak, bahkan sanggup menargetkan No Povertydan Zero Hunger. Pertanyaannya adalah, apakah sanggup dicapai dalam 15 tahun? Tidak, apabila masyarakat tidak memiliki perhatian yang besar dalam mencapai SDGs. Akan tetapi, tidak mustahil untuk mewujudkannya dengan membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya kehidupan di masa mendatang. 

Dengan menumbuhkan rasa menghargai lingkungan, meningkatkan hubungan sosial dalam masyarakat, dan kepedulian untuk mengingatkan pemerintahan agar berjalan dengan tujuan pembangunan yang sama. Pencapaian SDGs bukan hanya diwujudkan melalui program-program pemerintah, namun dapat dimulai melalui proses di lingkup yang kecil. Yaitu dengan memberdayakan komunitas melalui peningkatan solidaritas dan kegiatan-kegiatan kecil untuk memperbaiki lingkungan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun