Gong Perang Bharatayudha telah ditabuh. Perang sesama saudara yang berujung pada Perebutan Kekuasaan di Negeri Surga. Perang Strategi antara Pandawa dan Kurawa berujung pada tipu muslihat dan semacamnya. Blok Pandawa mengerucut dimana orang-orang yang berkepribadian baik merapat membela keyakinan yang diyakini benar. Demikian juga Blok Kurawa mengerucut bersama orang yang banyak masalah yang meyakini apa yang diyakini adalah benar adanya. Kemudian muncullah ke tengah Pertempuran, Resi Bisma yang sebelumnya masuk dalam Blok Pandawa karena alasan Kewajiban Harus Menjadi Jendral Perang kemudian berubah haluan mendukung Blok Kurawa. Siapakah Resi Bisma? Adalah kakek dari Pandawa dan Kurawa. Dia tahu, Tahta itu adalah Hak Pandawa namun karena Kewajiban sebagai Jendral Perang dia harus berhadapan dengan Pandawa.
Pilpres Indonesia tak ubahynya seperti Perang Bharatayudha. Blok Pandawa yang diwakili Jokowi JK telah menyeret orang-orang baik untuk bergabung dengannya. Blok Kurawa yang diwakili Prabowo Hatta telah merangkul juga yang kebetulan Pendukungnya dan Termasuk Pemimpinnya adalah Orang-orang Bermasalah termasuk Sang Mahapatih Sengkuni alias Si Amin Rais menurut orang-orang NU. Kemudian bergabunglah Sang Jendral Perang Resi Bisma alias Mahfud MD yang sebelumnya digadang-gadang jadi pendamping Jokowi harus kecewa karena tidak dipilih dan harus rela mengalah untuk JK. Inilah Pertempuran yang seimbang dan Resi Bisma harus Gugur oleh Prajurit Perempuan yang bernama Srikandi. Siapakah Srikandi itu? Pada puncak Peperangan dia akan muncul dan bahu membahu membela Pandawa.
Namun sesuai dengan Jalan Sejarah Kebaikan akan Menghancurkan Kebathilan, Pandawa akan Menghancurkan Kurawa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H