Saat ini fenomena fanatisme tim sepak bola seolah telah menjadi budaya baru yang semakin berkembang. Berbagai fans sepak bola setia mendukung tim favoritnya masing-masing. Tak jarang mereka sering berkumpul, nonton bareng, atau saling bertukar pikiran diantara sesama anggota. Namun tak jarang seringkali terjadi perselisihan antar para fans sepak bola mulai dari cacian, hinaan, hingga perselisihan yang berujung pada kekerasan. Hal ini tentu sangat tidak diharapkan apalagi dalam dunia sepak bola yang seharusnya mampu menjunjung tinggi semangat sportivitas. Kesukaan para fans akan tim idolanya masing-masing membuat mereka menjadi sangat fanatik.
Berdasarkan penjelasan diatas, tentunya ada hal-hal yang mendasari para fans sepak bola menjadi sangat fanatik terhadap tim sepak bola idolanya. Proses komunikasi yang terjadi antar para fans yang memilki tim idola yang sama tentunya menjadi proses awal yang dilakukan. Hal tersebut terlihat dari berbagai fans tim sepak bola yang selalu menyapa para anggotanya di media jejaring sosial, mengupdate jadwal-jadwal pertandingan, ataupun mengadakan acara nonton bareng di suatu tempat yang telah menjadi homebasenya.
Berdasarkan teori komikasi, terdapat beberapa janis komunikasi yaitu, komunikasi verbal, komunikasi nonverbal, komunikasi intrapersona, antar persona, dan komunikasi massa. Kemudian pesan yang akan dikomunikasikan itu dilakukan melalui berbagai tahapan yaitu penginterprestasian, penyandian, pengiriman, perjalanan, penerimaan, penyandian balik,dan penginterpretasian.
Jadi pada dasarnya untuk membuat persepsi yang sama terhadap para fans dilakukan dengan komunikasi awal yang baik. Namun, dalam menyikapi hal-hal mengenai kecintaan kita akan tim sepak bola yang kita idolakan tergantung dari pribadi masing-masing. Sudah sepatutnya sebagai fans yang baik kita mampu menjunjung tinggi sportivitas dan tidak saling menghina. Dengan begitu tentu jalinan kekeluargaan antar fans sepak bola akan semakin baik dan harmonis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H