Mohon tunggu...
Kent Yusriansyah
Kent Yusriansyah Mohon Tunggu... -

Saat Ini tinggal di Jakarta serta kembali kedunianya yakni tulis menulis, fotografi dan terus belajar dan berjuang

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bertanya, Kehidupan Ini Katanya "Sandiwara"?

20 Mei 2010   12:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:05 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hidup dan kehidupan dimasa lampau, sekarang dan akan datang. Mungkin sebagian besar umat manusia dibumi , hanya memahaminya sebatas panggung sandiwara. Itu yang kemudian dikembangkan oleh slogan Jerman “Hidup adalah sandiwara”… Tentu bagiku hidup bukan sandiwara dan sangat naif bin tolol jika hidup dianggap hanya sebatas sandiwara Jelaslah Saya tidak ingin bersandiwara dalam hidup, maka itu slogan Jerman tadi harus diubah menjadi: "Ein laben ist nicht ein Spiel, aber en Leben ist ein Streit" Terjemahannya, ialah Hidup bukannya sandiwara, tapi hidup adalah suatu perjuangan" Manusia hidup untuk berjuang,  berjuang untuk hidup, karena hidup bukan sekedar hidup,  hidup untuk mempertahankan hidup itu dengan keberanian sampai jantung berhenti berdenyut. Sejak manusia dilahirkan mulai dengan rengek bayi pertama sampai hembusan nafas terakhir, tak lain merupakan suatu perjuangan…. Renungkanlah apakah kondisi itu SANDIWARA, Lantas apakah Ibu kita yang melahirkan kita juga sandiwara… Tidak Sayangku, TIDAK itu bukan Sandiwara, itu persabungan nyawa, perjuangan yang nyata, keras dan berliku. Mungkin ibu kita kalau boleh berteriak waktu melahirkan kita, teriakanya akan seperti ini “Ibarat Kalau petir menyambar dan mati menghadang, kuhadapi tanggung jawab silih berganti kutakkan ingkar, kutakkan lari apalagi menanggalkan keyakinan perjuangan ini. Semua kuhadapi dengan teguh, tenang, sederhana dan rendah hati," beliau tidak mengeluhkan itu, begitulah cinta ibu pada anak-anaknya. Kadang-kadang dalam kehidupan ini menghadapi perjuangan sangat berat menghadapi pertarungan sengit dan pertarungan bisa sengit tapi tidak setiap pertarungan sengit dimahkotai dengan suatu kemenangan. Tujuan hidup, adalah berani mamasuki pertarungan sengit dan sekaligus memenangkan pertarungan sengit itu sendiri. Dalam sebuah rasa yang muncul saat kita mengambil sebuah sikap hidup (dalam segala hal) umumnya ada rasa gelisah, rasa takut dan rasa kuatir yang sangat mendalam, sebagai gejala psychis yang ditimbulkan oleh adanya konflik-konflik emosionil disertai ciri-ciri yang khas, ialah berdebarnya jantung secara tidak normal yang dapat sekaligus dirasakan mengerasnya denyutan urat nadi. Jika muncul cinta atas perjuangan dan kemanusiaan, maka nyatakan tanpa ragu, tanpa kepalsuan, nyatakan dengan tulus. Setulus ibumu mengasuhmu dan membesarkanmu sedari bayi hingga jelang nikah nanti. Maka anda akan menemukan makna sejati dari perjuangan itu sendiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun