Mohon tunggu...
Kent Yusriansyah
Kent Yusriansyah Mohon Tunggu... -

Saat Ini tinggal di Jakarta serta kembali kedunianya yakni tulis menulis, fotografi dan terus belajar dan berjuang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Meledak

17 Juni 2010   06:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:29 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Blegerrrr, Blegeerrr, Blegerrrr... Itu baru ledakan awal disusul kemudian ledakan yang kedua jauh lebih dahsyat, karena hampir semua tiang perancah yang menopang struktur tubuh ini dibuat luluh lantah seolah rata dengan tanah, ketika semua argumenku mentah dihadapan sang penentu.

Dampak kejiwaan apa yang terjadi kemudian, jelaslah bukan semangat yang didapat tapi justru degradasi jiwa yang semakin menyatu dalam kelemahan daya imajiku.

Entahlah faktor-faktor historis memang menjadi salah satu sebab vonis selalu salah. Memang hadirku kedunia baru pada prinsipnya belum banyak mendapat restu sosial, saat kontradiksi juga pernah berakhir dalam selubung era jaya berjuang.

Ledakan, berbunyi blemmmmm... itulah kata yang pas untuk mengambar situasi saat amarah belum bisa disalurkan lewat tindakan, itulah membuat hati ini tidak pernah nyaman ditenggah desakan bertindak maju dalam komposisi apik skema tempur ala total Football, khas gaya main Timnas Belanda di Era Johan Cruyff.

Tak baik tentunya untuk menghentikan langkah ditenggah ledakan-ledakan yang kian memantik imajiku untuk bersatu dalam batas-batas tertentu. Sudah kepalang tanggung, ditenggah serpihan mortir dan puing berserak dalam dunia baru ini.

Akhirnya ada satu hal yang pasti, sebuah inpsirasi muncul saat mendengar orasi bung Karno, Ditempa Hancur Bangkit lagi, Digembleng Remuk Bangkit Lagi, Ditempa Hancur Bangkit Lagi. Karena hancur dan bangkitnya seseorang ditentukan oleh orang itu sendiri, bukan siapa-siapa. Maka tunjukan yang terbaik, dengan demkian disekeklilingmu akan mengakui kebangkitanmu dari serpihan ledakan.

Berharap yang terbaik, namun harus juga siap yang terburuk

adalah hukum besi semua tindakan !!!...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun