Mohon tunggu...
Kent Yusriansyah
Kent Yusriansyah Mohon Tunggu... -

Saat Ini tinggal di Jakarta serta kembali kedunianya yakni tulis menulis, fotografi dan terus belajar dan berjuang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ucapan Maaf yang Tidak Pernah Digubris

14 Juni 2010   09:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:33 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal Juni 2010 titik balik secara diametral 180 derajat, alhasil setelah peristiwa itu.... maka sirnahlah semua anggapan dirinya yang pernah menyatakan "YA", situasi itulah mendorongku untuk segera memperjelas situasi "Konflik" dengan cekatan Hp yang berada disampingku segera kuambil untuk menghubungi dia, Kring.... Kring.... Kring... Kring.... Kring, kutelepon dia sampai 47 kali ternyata tak juga dihiraukan. Ada apa ini…, ada apa ini…, “hati kecilku terus bertanya” hingga detik inipun masih belum juga mendapatkan jawabanya. Kurefleksikan terus semua rentetan peristiwa yang tiba berakhir dengan tidak jelas, seakan energy ini habis untuk kegaiatan otakku ini. Empat hari setelah peristiwa itu, maka kuberanikan untuk mengirim pesan via SMS, namun smsku tidak juga mendapat jawaban yang bearti. Kegalauan semakin memuncak bercampur dengan penyesalan yang menjadi satu bahasa tubuhku saat itu. Ketika dia bilang “Aku sudah tidak bisa lagi denganmu lagi” Apakah ini sudah bahasa yang tegas?.... Saat itu juga sms  pun melayang ke dia, “Aku Minta Maaf… (Maaf Sms panjangnya tidak kutampilkan semua) namun dia justru menyambutnya dengan sinis lewat jawaban di wall FB-nya yang terbaru “Ya ampuunnn.......,jd orang ada-ada  aja ya?????.Nyebelin bngt cee......., smp kapan kamu berbuat hal aneh-aneh kayak gitu??....Ud deeeccchhh jngn ngejar-ngejar teruz..........,cape niieeecchhh......Biasa aja X....,jangan lebay please..... Tersentak kaget lalu hening sejenak saat aku melihat dan mengamati status FB dia yang terbaru, lalu akupun bertanya “Apakah sebuah permintaan maaf yang tulusku hanya lips service” ataukah permintaan maafku itu adalah pembenaran atas semua salah paham yang dia artikan sendiri?.... Sedemikian keraskah hati dia dan kepala batukah dia?.... keyakinanku justru bukan itu. Keyakinanku adalah dia tidak keras kepala, cuma sakit hati yang begitu menyayat hingga dia menyembunyikan sifat natural kemanusiaanya yakni pemaaf. Semua orang pasti pernah berbuat salah dan pasti tidak benar 100%, jika ada orang yang menggap dirinya benar terus maka dia tidak akan pernah mendengarkan pendapat orang lain, memaafkan kesalahan orang lain, dan memahami perasaan salah orang lain. Tapi aku yakin kamu bukan orang seperti itu, aku sangat yakin. Akhirnya mau tidak mau harus dibuktikan setelah kata maaf yang terucap tidak pernah dihiraukan lagi. Kubuktikan pasti dalam tindakanku, aku akan menggunjungimu untuk menjelaskan secara langsung kesalahpahaman selama ini yang memang aku ciptakan sendiri ke kamu. Seraya aku berkata dengan tulus; "Aku minta maaf kepadamu, tidak kuulangi lagi semua perlakuanku kepadamu, berilah aku kesempatan?... Aku berharap mendapat jawaban terbaik tapi aku adalah orang yang paham resiko, jadi harus siap juga dengan jawaban yang buruk sekalipun… Cukup sampai disini ya. Mungkin Kalau tidak lupa cerita ini akan bersambung lagi setelah dapat jawaban, apapun jawabanya…

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun