Jika kuingat nama Mak Romlah, selalu terbayang seorang wanita renta yang berjuang gigih di tengah carut marutnya jaman, hanya demi satu tujuan yaitu menafkahi keluarganya dan membentuk putra dan putrinya menjadi manusia hebat yang selalu bermanfaat buat sesamanya. Saya berkenalan dengan Mak Romlah ketika saya sedang menunggu istri saya yang sakit di rumah sakit di daerah Lawang-Malang pada bulan November 2012. Istriku terkena penyakit kandungan lebih tepatnya penyakit Miom dan harus menjalani operasi dikarenakan penyakit tersebut sudah membesar dan menimbulkan rasa sakit yang amat sangat dan mengganggu program kami untuk menambah si buah hati. Salah satu bentuk ujian yang harus kulewati dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, karena saya yakin bahwa akan ada kebaikan setelahnya. Yah penyakit yang selama bertahun-tahun bersemayam di rahim istriku, dan sudah berbagai obat alternatif sudah kami coba karena jujur istriku sangat takut dengan meja operasi. Ikhtiar dan do'a sudah kami lakukan untuk bisa sembuh dari penyakit ini, tetapi rupanya Alloh SWT belum berkenan untuk menyembuhkannya dan memberikan ujian yang sedikit lebih berat untuk kami dengan memberikan rasa sakit yang amat sangat, sehingga kami memutuskan untuk melakukan operasi sebagai satu-satunya cara agar penyakit ini bisa disembuhkan. Pergulatan batin yang hebat untuk kami bisa memutuskan sesuatu hal yang yang sangat penting dan yang membuat istriku sangat takut untuk naik meja operasi karena kejadian dari sebagian teman-temannya yang mengalami nasib kurang baik dengan meja operasi. Alhamdulilah aku berhasil meyakinkan istriku untuk melakukan operasi tanpa perlu merasa ragu dan takut untuk melakukannya... karena sebagai suami tersayang saya akan rela melakukan apapun untuk kebahagiaan keluargaku... Waduh kok jadi bahas istriku nih, padahal judulnya Mak Romlah.. maaf lagi konslet nih dan terbawa suasana romance bersama istri tersayang di rumah sakit hehehe... lagi-lagi kebersamaan yang membuat kami bisa keluar dan berhasil menyelesaikan ujian dengan baik meski nilainya masih standart tapi insyalloh lain waktu akan lebih baik lagi... Selama 4 hari istriku di rumah sakit, saya dengan setia menunggunya dengan penuh cinta dan kasih sayang, aku serasa lahir kembali dengan nostalgia lama yang penuh dengan romansa. Hari-hariku kulalui dengan penuh kebahagiaan, pagi hari aku harus menyuapinya dan memberikan kecupan di kening serta memegang tangannya dan tak pernah lelah kuucapkan "Hari ini kamu sangat cantik dan membuatku makin mencintaimu dan aku takkan pernah meninggalkanmu dalam kondisi apapun, tetap semangat ya karena sebentar lagi Alloh SWT akan mendengar do'a kita." Tak terasa titik air mata menetes di pipi istriku, seraya dia berkata "Mas, maafkan aku yang telah merepotkanmu dan belum bisa menjadi istri yang baik yang bisa kaubanggakan, aku sangat bahagia dan bangga bisa bersuamikan dirimu dan tetaplah menjadi imam yang baik bagiku dan putri kita, mudah-mudahan banyak hikmah yang bisa kita ambil dari kejadian ini." Waduh jadi nangis nih ane denger istriku bicara gitu... yah itulah sekelumit kejadian di pagi hari setelah pasca operasi, dan setelah melakukan kewajibanku terhadap istri, aku keluar rumah sakit untuk mencari makan, maklum lapar banget nih. Kupacu kendaraanku dengan perlahan, sambil melihat kiri kanan siapa tahu ada warung yang buka, karena waktu itu masih pukul 07.00 WIB. Setelah berjalan kira-kira 4 km, aku melihat disisi kiri jalan sebuah warung sederhana yang tidak permanen sudah buka, langsung saja kuparkirkan kendaraanku di sisi jalan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI