Penggunaan media sebagai alat dakwah semakin menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman di era digital yang semakin berkembang. Salah satu contohnya adalah penggunaan bahasa Jawa saat mendakwahkan anak usia dini melalui live streaming. Media ini mempertahankan budaya lokal dan menggunakan teknologi untuk mencapai audiens yang lebih luas. Bahasa Jawa memiliki banyak nilai agama dan tradisional, sehingga dapat digunakan untuk menyampaikan moralitas dan kebaikan kepada anak-anak usia dini.
      Dakwah dapat disampaikan secara langsung kepada anak-anak dan keluarga mereka di mana pun mereka berada melalui live streaming. Ini memberikan fleksibilitas yang luar biasa dalam menjangkau berbagai kalangan, terutama di era di mana teknologi digital sudah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Penggunaan media live streaming dalam dakwah memberikan interaktivitas. Anak-anak dapat berpartisipasi secara aktif, baik melalui interaksi langsung maupun komentar langsung.
      Selain meningkatkan pemahaman mereka tentang pesan yang disampaikan, dakwah kontemporer bermuatan Bahasa jawa melalui live streaming diharapkan dapat menstimulasi psikososial dalam hal keagamaan, yang di dalamnya terdapat penanaman nilai unggah-ungguh dan nilai kearifan lokal sedari dini yang sesuai dengan syari'at agama Islam dan dapat diakses dalam jangkauan efisiensi waktu dan tempat. Namun, penggunaan bahasa Jawa dalam situasi ini juga memerlukan pendekatan yang tepat. Pesan harus disampaikan dengan memperhatikan pemahaman dan bahasa yang sesuai dengan perkembangan anak usia dini. Jadi, dakwah yang disampaikan tidak hanya asli dalam bahasa Jawa, tetapi juga mudah dipahami dan relevan dengan anak-anak zaman sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H