Mohon tunggu...
Feliciano K. Sila
Feliciano K. Sila Mohon Tunggu... Relawan - Peziarah di Jalan Kehidupan

Menulis untuk menghidupi ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Di Persimpangan Waktu

31 Desember 2022   05:49 Diperbarui: 31 Desember 2022   06:43 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlahan namun pasti waktu beralih. Kadang terasa, kadang tiada rasa. Ada saat di mana waktu berpaling begitu cepat. Ada pula saat di mana waktu terasa berat untuk beranjak pergi. Kadang kita berpikir bahwa waktu itu selalu sama dari saat ke saat. Kita baru memaknai bahwa waktu itu memang berubah ketika kita memandang ke luar, kepada keadaan di sekitar kita. Ambil misal, benih yang kita tanam perlahan tumbuh menjadi tanaman hingga akhirnya menghasilkan buah. Bayi yang baru lahir kemudian tumbuh menjadi anak-anak, lalu beranjak remaja dan dewasa. Pohon yang betumbuh lalu menua dan akhirnya kering. Demikian beberapa contoh kalau waktu memang terus berputar. 

Sebentar lagi tahun 2012 akan beranjak pergi. Sekian kisah dan cerita terjadi pada setiap orang dalam setiap momen. Situasi pun kejadian yang meninggalkan kenangan. Dan 2023 semakin mendekat. Hari ini akan menjadi masa lalunya besok dan telah menjadi hari besoknya kemarin. Demikianlah misteri kehidupan. 

Entah apa yang membekas yang perlu dibawa serta menyambut tahun baru. Atau entah kenangan apa yang ingin ditinggalkan bersama berlalunya tahun lama. Masing-masing tentu mencatat di setiap lembaran kehidupannya potret berwarna pun layar hitam-putih. 

Di setiap tapak kehidupan kita tinggalkan seberkas kenangan. Kenangan yang akan menjadi sejarah, sedih pun gembira. Di setiap langkah kaki dan rangkulan tangan kita kumpulkan pengalaman. Pengalaman yang akan menggurui kita untuk berbenah atau terus meningkatkan yang telah baik. 

Kadang kita terlalu sibuk dengan sampul buku tanpa waktu untuk membaca isinya. Kadang kita membiarkan buku kita terus kosong tanpa waktu untuk menulis sejarah kehidupan. Seribu langkah digapai dengan keberanian untuk memulai langkah pertama. Untuk mencapai puncak kita harus mendaki dari kaki gunung. 

Di persimpangan waktu selalu ada kesempatan untuk berbenah. Mari beranjak!              

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun