Antara Kaes Ana' dan Bak Satu, jalanan lengang. Hujan deras mengairi selokan seperti Mutis yang lagi bermuka muram. Sementara Binone, Baf, Bunu' pun Seo'am, tertutup awan kan kabut tebal. Bukit-bukit batu yang turut membisu.Â
Samar-samar dari dapur-dapur rumah bulat beratap alang-alang dan berdinding pelepah bambu, terdengar 'tembakan' jagung bakar dari tungku berbatu tiga. Aromanya menyatu dengan aroma tanah selepas hujan.Â
Beberapa bapak tua menerobos pekat, mau tak mau harus basah kuyup demi hewan piaraan di padang. Kayu bakar pun telah habis. Tinggal bekas abu.Â
Motor-motor telah lama parkir. Kubangan air pada aspal berlubang kian meninggi. Antara Kaes Ana' dan Bak Satu, hiruk-pikuk menyatu.
Hari-hari di akhir tahun, antara musim hujan dan Natal.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H