Mohon tunggu...
Feliciano K. Sila
Feliciano K. Sila Mohon Tunggu... Relawan - Peziarah di Jalan Kehidupan

Menulis untuk menghidupi ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Antara Kaes Ana'dan Bak Satu

24 Desember 2022   04:09 Diperbarui: 24 Desember 2022   04:15 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Antara Kaes Ana' dan Bak Satu, jalanan lengang. Hujan deras mengairi selokan seperti Mutis yang lagi bermuka muram. Sementara Binone, Baf, Bunu' pun Seo'am, tertutup awan kan kabut tebal. Bukit-bukit batu yang turut membisu. 

Samar-samar dari dapur-dapur rumah bulat beratap alang-alang dan berdinding pelepah bambu, terdengar 'tembakan' jagung bakar dari tungku berbatu tiga. Aromanya menyatu dengan aroma tanah selepas hujan. 

Beberapa bapak tua menerobos pekat, mau tak mau harus basah kuyup demi hewan piaraan di padang. Kayu bakar pun telah habis. Tinggal bekas abu. 

Motor-motor telah lama parkir. Kubangan air pada aspal berlubang kian meninggi. Antara Kaes Ana' dan Bak Satu, hiruk-pikuk menyatu.

Hari-hari di akhir tahun, antara musim hujan dan Natal. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun