Sehelai daun mangga jatuh terkulai. Tak kuasa menahan terpaan angin senja. Kekuningan serupa mentari terbenam. Jatuhnya tepat di ubun-ubun, membangunkan mimpi yang belum nyata.Â
Kepala ini membolak-balik ribuan pikir, bagai angin selatan mempermainkan ombak. Di kejauhan riuh anak-anak kampung pulang belajar kelompok. Pikiran mereka mungkin belum terombang-ambing. Masa mereka itu masa bermain. Bukan menghabiskan waktu, tapi mengolah rasa, mengasah kreativitas. Â Â
Di sini, di antara pepohonan dan daun-daun berguguran, aku mendekap rasa. Ratusan, bahkan ribuan... Pun terus mengolah rasa di antara sekian mimpi.Â
Sampai di sini, malam jatuh dan ibu panggil pulang. Saatnya menghidupkan pelita dan menerangi harap.Â