Mohon tunggu...
Feliciano K. Sila
Feliciano K. Sila Mohon Tunggu... Relawan - Peziarah di Jalan Kehidupan

Menulis untuk menghidupi ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Roh Pencabut Nyawa

18 Juli 2021   02:13 Diperbarui: 18 Juli 2021   02:52 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senja semacam ini mestinya menjadi saat teduh. Duduk termenung di kaki bukit dan memandang mentari perlahan pergi. 

Namun tidak demikian. Senja semacam ini berubah sendu, sedih dan tak pasti. 

Air mata dan erangan kesakitan orang-orang yang kehilangan. Tidak lagi jauh di negeri seberang. Bukan lagi orang-orang asing yang hanya muncul dalam siaran berita. 

Kini senja meratapi kepergian orang serumah, kawan, tetangga, kenalan. Di sini dekat sekali. 

Roh pencabut nyawa gentayangan mencari mangsa. Tiada rupa, tiada sapa. 

Kalau senja telah sesendu ini dan malaikat pencabut nyawa begitu dekat, masihkah kita ragu? Masihkah kita mengelak? Masihkah kita tidak percaya? Atau kita tunggu giliran? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun