Embun pagi masih basah memandikan rumput-rumput liar
di sepanjang jalan setapak
yang menghubungkan gubuk dan taman doaÂ
Remang-remang binar rembulan dan bintang
yang masih setia menemani dini hari
karena mentari masih menanti giliranÂ
Lamat-lamat suara kecil ditemani temaram lilin kecil
khusuk menusuk sukma
dari balik taman doaÂ
Bait-bait doa mengalun
perlahan penuh iman
di tengah gaduh negeri yang mengerang
kesakitan dan tak baik-baik sajaÂ
Doa khusuk dan syahdu
dari sosok penghuni gubuk
karena itu yang ia mampu
sumbang buat negeriÂ
Juga bagi hati-hati beku
dan orang-orang yang isi kepalanya belum mencair
untuk mengerti situasi genting
agar mereka tidak sekedar ceplas-ceplos
apalagi bertingkah maha tahu
lalu korbankan diri dan sesamaÂ
Mungkin untuk mereka-mereka ini
bait-bait doa meski lebih khusuk
biar mereka sadar bahwa mereka manusia berakal
yang bisa berpikir dengan isi kepala sendiri
dan menimbang-nimbang kata dan laku.  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H