Mohon tunggu...
Feliciano K. Sila
Feliciano K. Sila Mohon Tunggu... Relawan - Peziarah di Jalan Kehidupan

Menulis untuk menghidupi ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak: Menetes Air dan Darah

11 Juni 2021   17:29 Diperbarui: 11 Juni 2021   17:52 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Raja siang sedang pada titik baranya, tepat di ubun-ubun membakar hingga ke pori-pori 

Air mengalirkan keringat, membara seperti tanur api memurnikan emas 

Setitik demi setitik meleleh dari jiwa, kasih yang lama terpendam seperti titik-titik air mengalir dari penyulingan permata 

Dahaga membakar leher seperti bara musim panas dan darah yang menetes dari mahkota duri 

Hati Kudus, Jiwa Agung, sumber Kasih tiada batas, memberi hingga penghabisan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun