Kabar burung datang tiba-tiba. Tanpa diundang. Ia hadir ketika anak-anak ramai bermain di pelataran rumah. Beruntung mereka masih jauh dari layar dunia maya yang cuma seukuran telapak tangan. Masih ada harapan, dunia mereka nyata berkontak dengan alam.Â
Kabar burung datang tentang negeri yang hiruk-pikuk memperebutkan sebuah kursi. Tidak jelas terbuat dari apa kursi itu. Yang jelas, katanya, tidak mudah berdamai meski dalam keluarga sekalipun.Â
Entahlah. Kami biasanya duduk beralaskan tikar. Hanya di sekolah, satu-satunya bamgunan permanen di kampung ini yang punya kursi. Tapi anak-anak pun tak peduli apalagi saling berebutan.Â
Mungkin kursi di negeri itu unik. Yang jelas kami tidak paham. Tapi kabar burung ini mengusik. Bahwa semua akan dipanggil untuk pergi berbondong-bondong. Tinggalkan kebun dan pekerjaan.Â
Ah, sudahlah! Dari pada sibuk memikirkan kabar burung dan kursi yang entah di negeri mana, lebih baik menikmati kegembiraan anak-anak sambil meneguk kopi panas dan singkong rebus hasil kerja sendiri. Lebih nikmat. Biarkan kabar burung itu diurus oleh sesama kawanan binatang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H