Gemuruh seperti ribuan kilogram batu meteor terjun bebas dari angkasa dan memecah sunyiÂ
Entah apa itu,Â
Langit hari-hari ini muram seperti berbela rasa dengan warga sekampung yang turut mengiringi sengsara Tuhannya.Â
Gempita Paskah belum berakhir dan gemuruh itu datang menghantam,Â
Tiba-tiba dan begitu cepat, tanpa tanda peringatan pun aba-aba siap siaga.Â
Benar, ia datang seperti pencuri di malam hari. Tiada kabar berita.Â
Hujan badai dan angin kencang dari butiran-butiran kembang bernama Seroja,Â
Apik namun mematikan. Seketika lara menghantam hingga ke ulu hati,Â
Alam bertitah dan semua yang di depan mata bertekuk lutut.Â
Dalam duka, ada ucapan syukur untuk kesempatan yang tersisa, boleh berbenah meski dalam kekosongan dan kekalutan.Â
Raut wajah kusam, gundah-gulana atas semua yang hilang, hanyut dan pergi. Tinggal lumpur dan porak-poranda alam sekitar.Â