Binar cahaya senja menukik
tepat di dada ayu belia yang terbuka
mencari kehangatan
pada musim dingin yang berkpenjangan.
Nadi-nadi mengalirkan darah
merah merona melonjak-lonjak
memacu semangat menembusi malam
hingga luluh dalam peluh.
Sebentar lagi mentari akan pergi
memeluk malam dalam diamnya yang panjang
dan dia di sini beradu kesendirian
dalam tidur yang tak lelap.
Seperti apa mesti menaruh kasih
atau membuka jendela jiwa dari kesendirian
sambil menatap remang-remang
malam tak bertuan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!