Mohon tunggu...
Feliciano K. Sila
Feliciano K. Sila Mohon Tunggu... Relawan - Peziarah di Jalan Kehidupan

Menulis untuk menghidupi ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bakar Lilin

5 Desember 2020   19:35 Diperbarui: 5 Desember 2020   19:41 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tua Adat yang sedari tadi bersila menghadap tiang induk,  
komat-kamit melantunkan syair dan doa kepada 
Sang Empunya Kehidupan, dalam persekutuan dengan 
para leluhur dan semesta, 
diterangi sebatang lilin, sebotol sopi kampung dan nyiru penuh sesajian, 
telah menyelesaikan tugasnya. 

Seisi rumah bulat yang sebelumnya sunyi-senyap, khusuk dalam doa,
berubah ramai. Hanya dengan satu kata komando anak-anak telah mengelilingi sesajian. 
Dan tanpa komando lanjutan, isi nyiru nyaris habis. Sisa sepotong daging. 
Bapa-bapa mulai mengedarkan gelas dari tangan ke tangan. Ada mama-mama yan ikut ambil bagian. 
Yang lain lebih memilih tempat sirih-pinang. 

Hujan lebat terus mengguyur di luar, terdengar dari ributnya daun-daun jagung
dan air yang mengalir deras dari atap alang-alang. Suasana rumah bulat makin hangat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun