Tua Adat yang sedari tadi bersila menghadap tiang induk, Â
komat-kamit melantunkan syair dan doa kepadaÂ
Sang Empunya Kehidupan, dalam persekutuan denganÂ
para leluhur dan semesta,Â
diterangi sebatang lilin, sebotol sopi kampung dan nyiru penuh sesajian,Â
telah menyelesaikan tugasnya.Â
Seisi rumah bulat yang sebelumnya sunyi-senyap, khusuk dalam doa,
berubah ramai. Hanya dengan satu kata komando anak-anak telah mengelilingi sesajian.Â
Dan tanpa komando lanjutan, isi nyiru nyaris habis. Sisa sepotong daging.Â
Bapa-bapa mulai mengedarkan gelas dari tangan ke tangan. Ada mama-mama yan ikut ambil bagian.Â
Yang lain lebih memilih tempat sirih-pinang.Â
Hujan lebat terus mengguyur di luar, terdengar dari ributnya daun-daun jagung
dan air yang mengalir deras dari atap alang-alang. Suasana rumah bulat makin hangat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H