Lentik jemari halus mengelus impian
yang turun di malam temaram tanpa binar rembulan
terpaut gunung yang menjulang
mencakar binar mata angkasa.
Dalam temaram
redup semburat lampu pelita tertangkap menembusi bilik bambu
dari pondok tua di sudut kampung
yang coba merangkul mimpi di hari baru.
Celoteh anak-anak kampung sirna
pergi terbawa penat seharian ke pelaminan
mencari kembali energi yang terkuras bersama peluh
hidup yang menuntut lelah air mata.
Jemari-jemari malam mengelus impian
datangnya binar hari baru
membawa seberkas harapan bahwa Â
hidup itu adil dan Tuhan tidak tidur.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H