Desaku sepelempar batu dari kaki gunung
hulu mata air yang menghidupi hingga ke kota
dan sungai yang airnya mengalir jauh, singgah memberi minum petak-petak sawah
dan kubangan sapi,
tempat kabut tak kenal musim
dan hujan lupa jam istirahat
hingga tulang-tulang beku disengat dingin.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!