Mohon tunggu...
Feliciano K. Sila
Feliciano K. Sila Mohon Tunggu... Relawan - Peziarah di Jalan Kehidupan

Menulis untuk menghidupi ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Setitik Debu

26 Maret 2020   16:31 Diperbarui: 26 Maret 2020   17:14 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagai setitik debulah kami
di jagat maha besar 
membentang luas, merangkul yang ada 
dasyat, perkasa.

Namun kami, manusia 
pongah dan angkuh 
serakah dan rakus kuasa 
seperti kamilah yang paling perkasa. 

Bagai setetes airlah kami 
di samudera raya 
membentang membelah jagat 
memberi hidup dan memperingati hayati. 

Namun kami, manusia 
berlaku seolah yang paling agung 
melebihi segala ada
penuh kesombongan. 

Meski demikian 
setitik debu itu berarti 
setetes air itu kaya 
yang mesti dihayati, dihidupi 
dengan rendah hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun