Mohon tunggu...
Ken Sus
Ken Sus Mohon Tunggu... Administrasi - orang biasa

wong gunung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

3N dan 1P (Naha, Naon, Nuhun, dan Punten)

2 Juni 2023   12:31 Diperbarui: 2 Juni 2023   12:41 1104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lebih dari sepuluh tahun, saya tinggal dan menetap di tanah Pasundan, namun kata-kata bahasa Sunda yang fasih dan sering diucapkan masih sangat terbatas. Empat kata yang biasa saya gunakan yaitu Naha, Naon, Nuhun, dan Punten atau disingkat dengan 3N dan 1P. Koq bisa begitu? Naha?

Sebagai orang Jawa Tengah yang merantau ke salah satu kota terbesar di Jawa Barat karena pekerjaan, tentu saya harus bisa beradaptasi dengan lingkungan dan budaya setempat. Salah satunya harus bisa mengerti dan memahami bahasa daerahnya yaitu bahasa Sunda.

Apakah Bahasa Sunda sulit diucapkan/dimengerti? 

Sulit atau tidak sulit tergantung orangnya mau belajar atau tidak. Karena setiap bahasa daerah memiliki keunikan dan kekhasan masing-masing termasuk bahasa Sunda. Sama seperti bahasa Jawa, dalam penerapannya bahasa Sunda juga mempunyai beberapa perbedaan atau tingkatan bahasa tergantung lawan bicara. Bahasa Sunda halus jika berbicara dengan orang yang kita hormati, bahasa sehari-hari, juga bahasa Sunda yang bisa dianggap 'kasar'. Tidak hanya itu, perbedaan bahasa dan pengucapan juga tergantung daerah atau wilayah. Misal di daerah Jawa Barat bagian timur seperti Cirebon akan ditemui perbedaan dengan bahasa Sunda yang digunakan di wilayah Tasikmalaya atau Bandung.

Jika tidak sulit, kenapa saya tidak bisa berbahasa Sunda. Bukan tidak bisa, lebih tepatnya tidak berani menggunakan bahasa Sunda. Naha (kenapa)? Pertama, tidak ada kewajiban menggunakan bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan kerja maupun di rumah. Biasanya kalau ada sesuatu yang wajib, mau tidak mau harus bisa dan akhirnya terbiasa. Kedua, di tempat kerja tidak semua teman menggunakan bahasa Sunda karena banyak yang berasal dari suku Jawa atau daerah lain di luar Jawa Barat. Begitu pula saat di rumah, punya pasangan orang Jawa yang sama-sama tidak fasih bahasa Sunda. Ketiga, adanya perasaan tidak percaya diri dan khawatir salah mengucapkan karena perbedaan tingkatan bahasa Sunda. Keempat, ada bahasa yang sangat universal dan menjadi pemersatu di antara beraneka ragam bahasa daerah yaitu bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia menjadi bahasa sehari-hari yang tidak ada keraguan saat menggunakan karena mudah diucapkan dan tidak ada tingkatan bahasa seperti yang terdapat pada beberapa bahasa daerah.

Empat kata seperti Naha, Naon, Nuhun, dan Punten menjadi kata-kata yang sering dipraktekkan karena mudah diucapkan. Naha artinya kenapa dan Naon itu apa. Sedangkan Nuhun artinya terima kasih dan Punten bisa diartikan permisi atau maaf. Diantara keempat kata itu yang menjadi favorit saya adalah kata Punten.

Punten bisa dipakai semua kalangan mulai dari anak kecil sampai orang tua. Saat berjalan dan melewati orang-orang yang sedang duduk atau berdiam diri, biasanya orang yang lewat akan mengucapkan punten/permisi. Saat berbicara dengan orang yang dihormati, juga diawali dengan kata punten/maaf. Kebiasaan baik yang seharusnya terus dilakukan karena menunjukkan budaya sopan santun dan menghormati kepada sesama atau orang yang lebih tua.

Karena kebiasaan menggunakan kata punten, saat berbicara dengan orang yang bukan dari Jawa Barat, saya seringkali mengatakan punten untuk mengawali obrolan/pembicaraan. Begitu pula pada waktu pulang ke kampung halaman, ketika melewati orang atau kerumunan orang, secara refleks langsung menyapa mereka dengan kata punten/permisi.

Teringat peribahasa "Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung" yang artinya kurang lebih harus menyesuaikan diri dengan adat dan keadaan tempat tinggal kita. Walaupun lebih dari sepuluh tahun berada di Bandung dan belum bisa sepenuhnya menggunakan bahasa Sunda dengan baik, namun saya sangat menghormati adat dan budaya dimana saya berada termasuk soal berbahasa. Setidaknya pada saat orang berbicara dalam bahasa Sunda yang sederhana, minimal saya paham maksudnya.

Semoga tulisan sederhana ini ada manfaatnya...

Punten dan Hatur Nuhun.

Kensoes, 2 Juni 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun