Helm saya lepas dari kepala ini. Berikut penutup wajah. Parkiran motor di depan Museum Beteng Vredeburg sudah hampir penuh. Â Saya lihat sepa sang muda mudi duduk di motor. Â
Sepertinya menunggu seseorang. Apakah mereka yang saya cari? Ahh, Â saya tidak familiar dengan wajah mereka. Segera saya buka handphone untuk mengkonfirmasi bahwa saya sudah tiba di lokasi. Sambil berjalan pelan dan melihat ke arah dalam gerbang, saya lihat Bapak sekuriti berdiri di depan gerbang yang tertulis "TUTUP".
Beberapa menit saya berjalan seperti Charlie Chaplin yang berjalan bolak balik. hanya bedanya, saya memegang handphone sedang Charli memegang payung, Hehehe..Tak lama di layar hape, Mas Monyoku menyampaikan pesan untuk masuk saja. Wahh, keren juga boleh masuk di saat pintu gerbang sudah tutup. Dan sayapun masuk....
Ketika di dalam, baru terbuka mata saya. Sebuah surprise. Â Sudah banyak orang mengantri untuk registrasi. Kebanyakan anak-anak muda. Dengan wajah semangat mereka teratur menunggu giliran.Â
Lalu melewati patung patung, yang bisa jadi tiba tiba akan menepuk pundak kita dari belakang... Hii syerem juga, tapi bikin kepo pengin tahu gimana rasanya. Apalagi saat melihat tiap peserta mendapatkan kaos berwarna hitam plus sekotak makanan dan air minum. Acaranya seru nih. Pikirku
Komunitas Malam MuseumÂ
Setelah beberapa sasat menunggu, akhirnya peserta yang sudah hadir sudah menyelesaikan registrasinya. Kamipun berkumpul di depan tempat resgistrasi. Acara dimulai dengan prakata Mas Erwin yang merupakan founder Komunitas Malam Museum.Â
Sebuah komunitas yang berangkat dari kecintaan akan sejarah dan museum yang ada di Indonesisa. Dengan wadah komunitas ini,Mas Erwin dan lainnya  ingin mengajak semua kalangan untuk mencintai museum.Â
Karena memang museum merupakan catatan sejarah perjalanan bangsa kita yang tentu saja banyak sekali makna di dalamnya. Kegiatan malam itu, merupakan kegiatan Jelajah Malam Museum yang ke delapan dari target sepuluh kegiatan yang direncanakan.
Kegiatan Jelajah Malam Museum ini terlaksana juga karena dukungan dari pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Yogyakarta, khususnya yang mengelola Museum Beteng Vredeburg. Dari setiap kegiatan yang ada, pihak panitia sudah menolak ratusan calon peserta yang mendaftar dikarenakan kuota yang terbatas. Â Jadi saya termasuk orang yang beruntung, Gaess..