Berdiri di depan cermin, miring ke kanan lalu miring ke kiri. Alamaak...beda kali bentuk badan ini disbanding beberapa waktu yang lalu.  Badan rasanya lebih berat tidak selincah  beberapa waktu.Apalagi  ingat angka saat menimbang badan. Rasanya ingin berkata, angka di timbangan itu hoax.
Hal tersebut mungkin terjadi pada kebanyakan kita. Shock saat melihat penampakan kita di cermin. Anehnya, mekipun begitu kita seringkali hanya  bisa kaget tetapi tetap saja melakukan hal-hal yang membuat badan atau tubuh kita dalam keadaan tidak semestinya. Atau kalaupun lagi sadar, kita berusaha melakukan diet ketat. Pada beberapa orang, saking ketatnya malah membuat kita sakit. Dan setelah diet, karena merasa sudah cukup, lalu kembali pada kebiasaan lama, hasilnya membuat kaget lagi saat di depan cermin.
Gemuk bukanlah masalah, tetapi kegemukan merupakan masalah. Selain menghambat aktifitas, kegemukan membuat rentan kondisi kesehatan kita. Kegemukan memberikan kita peluang untuk diserang berbagai macam penyakit. Jantung, diabetes tipe 2, asma, Â sejenis kanker dan masih banyak lainnya.
Beruntung saya pada hari Minggu tanggal  14 April 2018, saya berkesempatan bisa hadir di acara dialog bertema Pemberdayaan Kesehatan Nasional dalam rangka memperingati World Health Day. Acara ini digagas oleh Sembutopia yang merupakan platform digital baru.Â
Platform digital yang fokus untuk mengajak semua pihak untuk mengubah kebiasan pola hidup yang tidak atau belum sehat menjadi lebih sehat.di dalam acara tersebut, Founder Sembutopia Kafi Kurnia menyampaikan sebuah kenyataan yang bersumber dari sebuah Studi kasus yang dilakukan oleh ilmuwan Amerika. Kenyataan yang menjelaskan bahwa ternyata orang Indonesia merupakan orang paling malas sedunia.Â
Kebanyakan orang Indonesia, paling malas berjalan kaki. Yah, memang kita seringkali, pergi ke mana, sediki-dikit naik kendaraan. Apalagi dengan adanya transpotrasi online. Membuat kita malas untuk berjalan kaki. Padahal jalan kaki sebenarnya merupakan kegiatan yang baik untuk kesehatan kita.
Di samping pemaparan tentang Studi Kasus tersebut, Bapak Kafi Kurnia juga menyampaikan pentingnya pola hidup sehat. Terutama dalam hal asupan makanan. Seringkali kita tidak memperhatikan asupan yang kita makan tiap hari. Sudah menjadi kebiasaan kita, bahwa yang namanya makan pasti pakai nasi. Â
Dan lauknya berupa mie instan. Padahal jika dilihat nutrisinya, nasi dan mie merupakan karbohidrat. Dengan pola makan seperti itu, tentunya membuat kandungan karbohidrat yang ada di tubuh kita akan berlebih. Sedang nutrisi yang lain, mungkin saja terlewat, tidak kita berikan pada tubuh kita karena perut kita sudah terlanjur kenyang.
Beruntung kita mempunya Sembutopia, yang digagas memang untuk memmotivasi dan menyadarkan kita akan pentingnya pola hidup sehat. Jujur saja, kita seringkali lupa atau malah pura-pura lupa. Karena banyaknya aktivitas kita ataupun banyaknya keinginan kita. Kita pengin diet, tapi saat melihat makanan yang berlemak, rasanya pengin menghabiskan semua. Tidak kenal waktu tidak kenal ukuran hehehe.. hayo ngaku...
Ada 5 pilar pokok yang dirumuskan Sembutopia dalam edukasi pola hidup sehat ke masyarakat. Yaitu
- *       Hope  (dibutuhkan harapan untuk Sembuh)
- * Â Â Â Â Â Â Heal (juga upaya penyembuhan)
- * Â Â Â Â Â Â Habitat (lingkungan yang sehat)
- * Â Â Â Â Â Â Health (kondisi sehat yang optimum)
- * Â Â Â Â Â Â Happiness (tingkat kebahagiaan setelah pencapaian kondisi optimum)
Di acara tersebut juga disajikan beberapa menu makanan yang merupakan  "penampakan" makanan yang bisa menjadi teman kita untuk hidup sehat. Seperti olahan kentang, yang bisa jadi alternatif pengganti nasi sebagai sumber karbohidrat.Â