Di beberapa kesempatan kami melewati seorang perempuan yang sedang mandi. Kemudian ada seorang yang sedang menjaring ikan. Entah ikan apa saja yang di ada di kali opak ini. Ada juga seorang  yang sudah berumur, tampak mengambil pasir dari dasar sungai, dengan peralatan yang sangat sederhana. Hanya dengan mendirikan sebuah kayu, lalu di atasnya sebuah tempat yang mirip tempat nasi.. ehmm lupa istilahnya, Hanya dengan tangan beliaunya  mengumpulkan pasir..
 Di tengah perjalanan, terkadang arusnya cukup deras.  Tentu saja membuat kami sangat happy, merasakan derasnya arus sungai. Biarpun ban kami berputar putar karena justru itu yang membuat kami senang.  Di satu titik di tengah perjalanan, kami berhenti sesaat di bawah rimbunnya pobon bambu yang menjulang memayungi  Kali Opak dari sisi ke sisi lainnya. Tempat tersebut bernama "Lorong Syahdu". Saya tidak tahu secara pasti, kebetulan saya tidak bertanya hehe.  Hanya saja, memang suasana yang terasa adalahsyahdu, romantis. Di bawah pohon bambu yang rindang. Berteman suara angin yang sesekali berisik menyentuh daun bambu. Rasanya ada keindahan ketika bersama orang orang yang terkasih .
Dulu sebelum tempat wisata ini belum diberdayakan, begitu banyak sampah. Dan jikapun masih ada sampah yang terlihat sampai sekarang, saat ini  sudah tinggal 25% dari awal mulanya. dan memang permasalahan sampah di Sungai Opak ini tidak bisa diselesaikan oleh sepihak. Harus ada kerjasama dengan masyarakat yag terlihat dari hulu sampai hilir. Jikapun saat teman-teman sedang tubing dan melihat beberapa sampah, itu sangat wajar. Dan bagi pengelola, hal itu sangat disadari betul. Sehingga pengelola tiada henti-hentinya untuk selalu menjaga kebersihan sungai Opak ini. (Bersambung)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H