Wajahnya keruh, saat suara takbir setelah adzan maghrib. Ia yang seharusnya bergembira bersama para tetangga merayakan hari yang dikatakan sebagai hari kemenangan, ternyata tidak bisa ia nikmati. Penantian berbulan bulan wajah suaminya di rantau harus berakhir dengan cerita yang tidak akan bisa terlupakan.
“Mak, ini ada telpon.” Anaknya yang paling kecil mengambilkan handphone jadulnya. Kemudian pergi dan bermain lagi. Marni yang sedang memilihi sayuran yang sudah busuk untuk dibuang pun berhenti dan menerima telepon.”
“Benar ini dengan istrinya Pak Minto?” Suara dari seberang.
“Iya benar, saya Marni, istri Mas Minto. Ini siapa ya?” Marni bertanya.
“Saya dari kepolisian, hendak memberitahu tentang suami Ibu....” Marni mendengarkan dengan rasa kaget dan heran. Sesaat kemudian wajahnya terlihat beku. Matanya merah kemudian banjir dengan cairan bening. Punggungnya terguncang. Tubuhnya pun terasa lemas. Kemudian. Pingsan.
Besok sudah lebaran. Di rumah Marni, sudah orang ramai. Berlalu lalang dengan banyak kesibukan. Menata kursi, mempersiapkan meja, tempat pemandian. Yah, hari itu Minto, suami Marni sudah pulang. Setelah beberapa tahun pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan ala kadarnya. Semua demi kelangsungan asap dapur keluarga tetap mengepul. Juga demi biasa sekolah empat anaknya yang masih kecil kecil. Beberapa hari sebelumnya Minto sudah mengabarkan lewat handphone jadulnya bahwa ia mau mudik. Sudah sangat kangen dengan istri dan anak anak, katanya.
Marni, yang sudah sangat bahagia tentu saja mempersiapkan baik baik. Memasak makanan kesukaan Minto, sudah dipersiapkan. Meskipun hanya dengan membeli sayuran sisa yang ia dapat dari penjual yang hendak pulang. Yah, meskipun mau lebaran, tapi Marni tidak punya apa apa untuk membeli sayuran. Apalagi beras. Di rantau, Minto tidak pasti bisa mengirimkan uang secara teratur. Dan ketika kabar kepulangannya dia baca. Sungguh sangat membahagiakan.
Dan benar, Minto benar benar pulang. Tapi pulang hanya raganya saja. Minto kecelakaan di mudik tahun ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H