Mohon tunggu...
Ken Satryowibowo
Ken Satryowibowo Mohon Tunggu... Freelancer - Covid Bukan Canda

Pencari pola. Penyuka sepak bola.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Lirik yang Hitam, Tusuk yang Putih: #TutorialPilpres

12 April 2019   14:33 Diperbarui: 12 April 2019   14:35 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konten kampanye untuk mencoblos paslon yang berbaju putih pada 17 April 2019. (Sumber foto: Media Sosial).

Pilpres 2019 tinggal menghitung hari. Paslon hanya ada dua. Yang berbaju putih, Paslon 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan yang berbaju hitam, Paslon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Mau pilih yang mana, itu hak setiap pemilih. Dijamin penuh oleh konstitusi.

Namun saya pribadi akan memilih Paslon 01 Jokowi-Amin, yang berbaju putih-putih itu. Pun izinkan saya juga menyarankan kepada Anda para pemilih di seluruh Indonesia dan luar negeri untuk mencoblos paslon berbaju putih yang tertera di sebelah kiri pada surat suara.

Mengapa mesti 01? Terlalu banyak alasannya dan mustahil serupa untuk masing-masing individu. Kendati sudah barang tentu Jokowi-Amin tidak mungkin sempurna, tapi yang pasti, saya percaya Indonesia lima tahun ke depan bakal lebih baik dipimpin Paslon 01 ketimbang kompetitornya.

Betul bahwa kedua paslon alias keempat orang capres-cawapres tersebut adalah putra terbaik bangsa, tapi sekali lagi, rekam jejak maupun program konkret yang akan diselenggarakan satu periode mendatang lebih bisa diharapkan dari Paslon 01.

Tentu saja, tak dapat dipungkiri, capres petahana tidak mungkin merealisasikan seluruh janji kampanye 2014 lalu. Namun yang terealisasi jauh lebih banyak. Bahkan yang tidak dijanjikan pun, banyak yang telah dikerjakan dengan hasil cukup baik. Misalnya, soal divestasi saham Freeport atau pembubaran HTI.

Ketidakmungkinan merealisasikan seluruh nazar dalam kampanye itu juga tidak hanya terjadi di negeri ini. Di negara lain, hal demikian juga terjadi. Bukan berarti itu tidak apa-apa. Tapi, ya itulah realitas menyelenggarakan negara. Terdapat begitu banyak variabel yang tidak dapat dihitung pas kampanye dan terjadi saat terpilih.

Rupa-rupa hambatan itu bakal dialami oleh seluruh pemimpin negeri. Siapapun itu. Saya percaya, petahana telah bekerja keras untuk menekan hambatan-hambatan tersebut. Tapi, sekali lagi, menggampangkan pengelolaan negara juga keliru fatal.

***

Saya juga percaya, Presiden Jokowi bakal 'nekat' dan jadi 'koboi' dalam periode kedua. Kok bisa? Pertama, Jokowi tidak lagi punya beban terpilih lagi. Maka, sebagai pemimpin yang keras kepala, Jokowi saya yakini akan menerobos batas-batas yang selama ini menghambat langkah politiknya. Termasuk kepentingan elit yang berupaya merecoki kerjanya.

Pada periode kedua, karena tanpa beban itu tadi, Jokowi saya yakini akan menjebol tembok-tembok yang selama ini membuat kerjanya kurang maksimal. Katakanlah terkait bidang pangan dan ekonomi makro. Toh, rasanya, Jokowi sudah selesai menjadi 'good boy' pada kepentingan parpol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun