Mohon tunggu...
Ken Satryowibowo
Ken Satryowibowo Mohon Tunggu... Freelancer - Covid Bukan Canda

Pencari pola. Penyuka sepak bola.

Selanjutnya

Tutup

Money

Saat Sandi Siapkan "Kuburan Massal" OKE OCE

21 Maret 2019   05:02 Diperbarui: 21 Maret 2019   05:41 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
OK OCE Mart Kalibata yang berada di Jalan Warung Jati Barat (Warung Buncit) tampak sepi, Senin (3/9/2018) siang.(KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR)

Jangan Sampai OON
Bagi saya pribadi, ide Sandi soal OKE OCE itu sangat kuno dan konvensional. Nyaris sulit ditemukan kebaruan dari program tersebut. Tidak pula mencerminkan sosoknya sebagai pebisnis muda yang sarat pengalaman. 

Terkesan hanya program bikin toko kelontong, tanpa menyuguhkan praktik bisnis yang futuristik. Padahal, kalau cuma mau sekedar bikin satu toko kelontong di tiap kecamatan, rasa-rasanya tidak perlu negara turun tangan.

Sesaat setelah Debat Cawapres usai, Indef memastikan OKE OCE belum layak menjadi OON (OKE OCE Nasional). Kata peneliti Indef, Ahmad Heri Firdaus, program itu di Jakarta saja kurang jitu dan diselimuti begitu banyak problem. Begitu pula Ketua Umum Apindo, Hariyadi Sukamdani, yang memberikan vonis program ini sudah gagal total di Jakarta dan tidak layak diperluas.

Di Ibukota yang daya beli masyarakatnya saja relatif kuat, sebagian OKE OCE kini sudah jadi jenazah. Apalagi kalau diterapkan di daerah. Itu sebabnya, tiada saran lain kecuali stop berdagang OKE OCE. Gantilah dengan proposal yang lebih futuristik dan kompatibel dengan dinamika zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun