Mohon tunggu...
Ken Satryowibowo
Ken Satryowibowo Mohon Tunggu... Freelancer - Covid Bukan Canda

Pencari pola. Penyuka sepak bola.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tempeleng Petugas, Rebranding "New Prabowo" Patah Sudah

13 Maret 2019   06:00 Diperbarui: 13 Maret 2019   06:09 4227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo pukul tangan petugas keamanan (Foto: media sosial/bogor.tribunnews.com)

Apakah Capres 02 Prabowo Subianto sedang dikeroyok preman? Tidak. Ataukah Prabowo sedang berhadapan dengan musuh negara? Tidak. Mungkinkah Capres 02 tengah terlibat perkelahian? Tidak. Pernahkah Capres 01 melakukan hal serupa? Tentu tidak.

Lalu, mengapa Prabowo sengaja menempeleng atau menepak atau memukul petugas kepolisian yang mengawal keselamatannya? Saya pribadi menilai, apapun alibi Prabowo, ngeplak polisi yang mengawalnya dalam kegiatan kampanye di Cianjur, Jawa Barat, sama sekali tidak dapat dibenarkan. 

Bahwa sudah ada klarifikasi dari Badan Pemenangan Pemilu (BPN) 02 yang menyebutkan Prabowo hanya mengur pengawalnya ya silakan saja. Bahwa sudah dilakukan diklarifikasi oleh Polri terkait pengamanan over acting anggotanya ya monggo saja lah.

Tapi, sekali lagi bagi saya, aksi main tangan di hadapan publik oleh siapapun adalah perbuatan primitif dan brutal. Lebih-lebih, dilakukan seorang yang konon salah satu putra terbaik bangsa dari atas mobil terbuka dalam arak-arakan yang begitu gegap gempita pula.

Bukankah ada cara lain yang lebih humanis menegur orang? Bisa dengan memberhentikan mobil lalu bicara baik-baik. Bisa dengan meneriakinya. Bisa dengan memakinya. Bisa dengan membentaknya. Asal jangan sekali-kali memukulnya.

Setiap kali Prabowo atau siapapun mengatakan Indonesia bakal bubar, negeri ini akan punah, kekayaan negara diboyong oleh asing, menteri pencetak utang, tampang Boyolali, mengejar tikus hingga ke antartika dan sejenisnya, orang mungkin hanya senyum-senyum saja.

Toh, ini masa kampanye. Jual-beli narasi, kritik tajam, dan saling bully sudah lumrah adanya. Toh, hanya bacot. Toh, hanya adu mulut. Namun ketika sudah main tempeleng, ini lain ceritanya, Bro. Ini amoral. Ini amok.

Bolehkah memukul tanpa alasan hukum? Adakah teori yang membenarkan pemukulan atau penempelengan? Bukankah itu identik dengan perilaku kriminal yang receh? Apakah itu bentuk ketegasan atau kebengisan?

"Old Prabowo"

Terdapat sejumlah perkara yang relevan didiskusikan di balik kelakuan Prabowo yang viral di media sosial tersebut. Perilaku kasar yang natural selalu berhasil menunjukkan watak temperamental yang bersangkutan. Temperamental beda dengan tegas loh.

Yang umum terjadi di tengah masyarakat, watak temperamental disandang oleh mereka yang masih muda. Namun, bila itu terjadi pada sosok sepuh berusia 67 tahun, lalu apa namanya? Mungkin temperamental tingkat lanjut atau temperamental akut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun