Mohon tunggu...
Ken Satryowibowo
Ken Satryowibowo Mohon Tunggu... Freelancer - Covid Bukan Canda

Pencari pola. Penyuka sepak bola.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Gara-gara Tol Trans Jawa, UMKM Pantura Jadi Jenazah?

16 Februari 2019   11:04 Diperbarui: 16 Februari 2019   11:37 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagaimana disebutkan di awal, bahwa selalu ada ekses dari setiap pembangunan infrastruktur. Karena itu, pemerintah dipastikan telah mengantisipasi seekstrem apapun dampak realisasi tol Trans Jawa.

Alih-alih menjadi jenazah, dalam jangka panjang, bisnis rakyat di pantura justru bakal mendapatkan pasar baru, menyusul relokasi pabrik-pabrik besar dan kecil dari barat ke timur, akibat berkembangnya kawasan industri pasca tersambungnya tol Trans Jawa.

Pabrik-pabrik baru tersebut akan mendorong permintaan dari sisi teknis produksi berupa bahan baku lokal maupun bahan penolong. Kehadiran industri tersebut juga bakal menyerap pekerja setempat. Efek berantai lainnya adalah berkembangnya restoran, warung-warung kecil, kos-kosan, sampai bisnis pulsa.  

Belum lagi perkembangan kawasan pariwisata yang menciptakan lapangan usaha baru bagi UMKM. Jalan tol membuka akses ke objek pariwisata prioritas maupun destinasi baru yang tengah dikembangkan. Perkembangan sektor pariwisata ini pada gilirannya menjadi insentif bagi usaha penginapan, travel, kuliner hingga bisnis oleh-oleh.

Toh, pemerintah daerah di sepanjang tol Trans Jawa sudah pasti tidak akan membiarkan masyarakatnya dirugikan. Mereka pasti akan berinovasi membuat daerahnya menarik untuk dikunjungi para pengendara.

Ringkasnya, tuduhan oposisi yang menyebutkan tol Trans Jawa bakal mematikan usaha kecil di sepanjang pantura begitu sumir. Sebaliknya, testimoni sejumlah pedagang di area pintu keluar tol justru memastikan, omzet mereka kini melonjak tajam.

Di tengah mendidihnya suhu politik, kritik terhadap pembangunan tol Trans Jawa dari mereka yang terafiliasi dengan Paslon 02 tetaplah pantas untuk didengarkan. Asalkan, berdasarkan data dan argumentasi yang kokoh. Namun sebaliknya, kritik berbasis dusta hanya akan meresahkan masyarakat.

Memelas simpati publik dengan cara menuding pembangunan infrastruktur sebagai biang kerok UMKM bangkrut jelas bakal sia-sia. Karena faktanya, sungguh lebih banyak yang gembira ketimbang nestapa oleh kehadiran Trans Jawa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun