Oleh: Kenong Veyza
Kita---sepasrah mendung yang menghadirkan hujan. Mengikuti ke mana air mengalir tanpa tahu di mana akan bermuara. Takada lagi takut pada angin yang puing-puingnya menerbangkan mimpi. Pada rasa yang takmau menepi, aku menyimpan segala tentang kita bersama ingatan---entah itu bisa saling tatap dalam satu atap atau pun hanya sekadar harap yang mencoba berdiam pada satu hati untuk sama-sama tetap menetap.
Puluhan perih serta lara diam-diam mengutus waktu untuk ikatan istimewa yang pernah teredam putus. Sempat saling antara aku dan dirimu---saling terluka, saling tidak percaya, saling menipu diri, dan bahkan saling menyakiti hanya untuk menyembunyikan perasaan.
Sekarang biarkanlah segala pinta mengikuti apa kata semesta. Coba mempercayai hati kembali untuk berjalan bersama saling meniti. Jika memang kita tidak ditakdirkan untuk bertemu di dunia, insyaallah kita akan bertemu di akhirat nanti ....
Gerimis di bumiku, 9 Desember 2023
@kenongveyza
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H