Mohon tunggu...
Nadya Khennis Rozana
Nadya Khennis Rozana Mohon Tunggu... Penulis - Ex-Jurnalis TV9 Nusantara

Terima kasih telah menemukanku

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kenapa Bahan Polyester Berbahaya Bagi Kesehatan?

1 Februari 2025   10:18 Diperbarui: 1 Februari 2025   10:18 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Polyester (Sumber: Photo by Obi - @pixel9propics on Unsplash)

Di dunia modern, sekitar 70% pakaian terbuat dari serat sintetis. Dalam sektor tekstil yang lebih luas, 52% produksi serat digunakan untuk membuat serat polyester. Dari pakaian hingga tempat tidur, tekstil rumah tangga, kasur dan perabotan, karpet hingga jok mobil, penggunaan polyester tampaknya ada di mana-mana.

Polyester adalah salah satu bahan tekstil yang banyak digunakan dalam industri fashion dan berbagai produk lainnya. Meskipun memiliki kelebihan seperti tahan lama dan tidak mudah kusut, bahan ini juga memiliki sejumlah dampak negatif bagi kesehatan manusia. Polyester dibuat dari serat sintetis berbasis minyak bumi yang mengandung berbagai bahan kimia seperti antimon, formaldehida, dan etilen glikol. Paparan jangka panjang terhadap bahan-bahan ini dapat menyebabkan iritasi kulit, gangguan pernapasan, dan bahkan meningkatkan risiko kanker.

Bagi orang yang memiliki kulit sensitif, polyester dapat menyebabkan reaksi alergi seperti ruam, gatal-gatal, dan kemerahan. Hal ini disebabkan oleh sifat bahan yang tidak menyerap keringat dengan baik sehingga menciptakan lingkungan yang lembap dan dapat memicu iritasi. Beberapa produk berbahan polyester juga mengandung zat kimia tambahan untuk meningkatkan sifat tertentu, seperti anti-air atau anti-luntur. Gas atau partikel dari zat kimia ini bisa terhirup dan mengganggu sistem pernapasan, terutama bagi mereka yang memiliki asma atau alergi.

Selain itu, polyester tidak memiliki daya serap yang baik sehingga menyebabkan tubuh lebih mudah berkeringat. Keringat yang terperangkap dalam pakaian dapat menyebabkan ketidaknyamanan, bau badan, dan bahkan infeksi kulit akibat pertumbuhan bakteri yang meningkat di area lembap. Salah satu masalah terburuk terkait polyester adalah kontribusinya terhadap polusi mikroplastik. Dikutip dari The Holly Spirit pada Rabu (11/9/2024), setiap kali pakaian polyester dicuci, ribuan serat mikroplastik tertinggal dan masuk ke lingkungan air. Mikroplastik ini terlalu kecil untuk disaring oleh sistem pengolahan limbah, dan dapat masuk ke rantai makanan.

Berdasarkan Studi Literatur Mikroplastik dalam Rantai Makanan Manusia yang diunggah oleh Universitas Airlangga pada tahun 2023, mikroplastik dapat ditemukan dalam produk makanan seperti garam, madu, dan bir. Konsumsi mikroplastik dapat menyebabkan masalah kesehatan serius seperti stres oksidatif, peradangan, dan risiko kanker yang meningkat. Tubuh manusia memiliki keterbatasan dalam menangani partikel ini, sehingga meningkatkan risiko kesehatan dalam jangka panjang.

Untuk membuat polyester menjadi bahan yang serbaguna dan nyaman digunakan dalam industri fashion, bahan ini harus diproses dengan berbagai zat kimia beracun. Formaldehida digunakan untuk membuat pakaian bebas kusut dan membantu pewarna melekat pada kain. Namun, paparan formaldehida telah dikaitkan dengan beberapa jenis kanker, terutama leukemia. Meskipun residu formaldehida pada produk konsumen mungkin tidak cukup tinggi untuk menyebabkan kanker, zat ini tetap dapat menyebabkan iritasi kulit, alergi, dan memperburuk gejala asma.

PFOA sering digunakan untuk membuat pakaian tahan air. Namun, paparan terhadap bahan kimia ini dapat berkontribusi pada risiko kanker, penekanan sistem kekebalan tubuh, dan bahkan peningkatan kadar kolesterol. Sementara itu, PFCs, yang merupakan senyawa serupa dengan PFOA, digunakan untuk membuat pakaian tahan noda. Sayangnya, manfaat ini datang dengan risiko negatif bagi kesehatan seperti gangguan fungsi hati, masalah reproduksi, serta dampak terhadap pertumbuhan dan perkembangan.

Meskipun polyester banyak digunakan karena harga yang terjangkau dan ketahanan yang baik, penggunaannya dalam jangka panjang dapat berdampak negatif terhadap kesehatan. Untuk mengurangi risiko, disarankan untuk memilih bahan pakaian alami seperti katun atau linen, serta menghindari pakaian berbahan polyester terutama bagi mereka yang memiliki kulit sensitif atau masalah pernapasan. Dengan lebih bijak dalam memilih bahan pakaian, kita tidak hanya menjaga kesehatan diri sendiri tetapi juga membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

referensi:

RRI.co.id - Bahaya Polyester Bagi Tubuh dan Lingkungan 

Is polyester bad for you? The toxic truth you should know

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun