Mohon tunggu...
Nadya Khennis Rozana
Nadya Khennis Rozana Mohon Tunggu... Penulis - Ex-Jurnalis TV9 Nusantara

Terima kasih telah menemukanku

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sendawa Sapi Jadi Penyebab Global Warming?

26 November 2023   11:22 Diperbarui: 26 November 2023   11:27 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perubahan iklim dan pemanasan global telah menjadi isu utama yang membutuhkan perhatian serius dari seluruh dunia. Meskipun banyak faktor yang berkontribusi terhadap masalah ini, satu hal yang mungkin jarang dipikirkan oleh banyak orang adalah peran gas metana dalam pemanasan global.

Metana adalah gas alam yang terdiri dari satu atom karbon dan empat atom hidrogen (CH4). Emisi metana menjadi salah satu aspek penting dalam diskusi tentang gas rumah kaca dan dampaknya terhadap perubahan iklim. Meskipun sering kali kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan emisi karbon dioksida, metana sebenarnya memiliki dampak pemanasan yang lebih besar dalam jangka pendek. Paparannya mampu menyebabkan 1 juta kematian dini setiap tahun.  

Meskipun konsentrasi metana dalam atmosfer lebih rendah dibandingkan karbon dioksida, kemampuannya untuk menangkap panas jauh lebih besar. Sejak tahun 1980-an, metana telah menyumbang 30% dari pemanasan global. Dalam jangka waktu 20 tahun, potensi pemanasan global metana diperkirakan sekitar 84 hingga 87 kali lebih tinggi daripada karbon dioksida. 

Menurut data Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat, saat pandemi tahun 2020, emisi karbon berkurang tapi emisi metana justru melonjak. Ada beberapa sumber emisi metana yang signifikan, termasuk produksi dan distribusi gas alam, pembakaran biomassa, dan limbah organik. 

Peternakan adalah salah satu sumber terbesar metana. Gas ini dikeluarkan melalui sendawa dan kotoran hewan ternak. Semua hewan ternak memamah biak bertanggungjawab atas sekitar 2 miliar metrik ton metana/tahun. Budidaya padi juga menghasilkan metana. Sawah yang tergenang air menciptakan kondisi ideal untuk bakteri penghasil metana. Sawah menyumbang sebanyak 8% emisi metana.

Pertambangan batu bara juga termasuk penghasil terbesar metana. Tidak terhitung jumlahnya karena sifat metana yang tidak terlihat dan tidak berbau. Tempat pembuangan sampah juga menjadi sumber penghasil metana. Sebagian besar metana dihasilkan oleh campuran sampah organik dan anorganik. 

Apa yang bisa kita lakukan?

Kita bisa turut mengurangi sampah plastik dan produk sekali pakai dengan menggunakan produk yang reuseable. Mari mulai kebiasaan batu untuk memilah sampah di rumah. Pisahkan sampah organik dan anorganik. Setelah itu, olah sampah organik dengan cara dikompos. Kurangi memakan daging, karena semakin sedikit permintaan daging maka berkurang juga produksinya. Dengan begitu emisi metana yang dihasilkan peternakan juga berkurang. 

Meskipun kurang mendapat sorotan, peningkatan kesadaran publik tentang dampak metana terhadap perubahan iklim dapat memotivasi lebih banyak tindakan dan dukungan untuk upaya pengurangan emisi. Pemahaman yang lebih baik tentang kontribusi metana terhadap pemanasan global adalah langkah penting menuju respons yang lebih efektif terhadap tantangan perubahan iklim. Dengan kesadaran yang lebih besar dan tindakan kolektif, kita dapat bergerak menuju solusi yang lebih berkelanjutan dan melibatkan berbagai sektor untuk menciptakan lingkungan yang lebih ramah iklim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun