Mohon tunggu...
Nadya Khennis Rozana
Nadya Khennis Rozana Mohon Tunggu... Penulis - Ex-Jurnalis TV9 Nusantara

Terima kasih telah menemukanku

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Hustle Culture Itu Keren?

28 Oktober 2023   09:12 Diperbarui: 28 Oktober 2023   09:21 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Garrhet Sampson on Unsplash

Budaya kerja keras, yang dikenal dengan sebutan "hustle culture," adalah tren yang telah mendominasi dunia profesional dalam beberapa tahun terakhir. Fenomena ini mengajarkan bahwa kesuksesan hanya dapat dicapai melalui dedikasi tanpa henti, pengorbanan waktu istirahat, dan fokus yang tak tergoyahkan pada tujuan karier. Namun, apakah budaya ini benar-benar keren atau justru membawa dampak negatif yang terabaikan? 

Salah satu aspek positif dari hustle culture adalah dorongan untuk mencapai tingkat produktivitas dan pencapaian yang tinggi. Budaya ini mendorong individu untuk menetapkan tujuan yang jelas dan bekerja keras menuju pencapaian tersebut. Namun, ada risiko besar terkait budaya ini. Terjebak dalam rutinitas bekerja tanpa henti dapat mengorbankan waktu untuk kehidupan pribadi, keluarga, dan rekreasi. Keseimbangan antara kehidupan profesional dan pribadi seringkali menjadi tantangan nyata. 

Dedikasi yang berlebihan terhadap pekerjaan dapat berdampak serius pada kesehatan mental dan fisik seseorang. Stres dan kelelahan kronis adalah risiko yang dapat mengintai di balik hasrat untuk mencapai kesuksesan. Meskipun budaya ini mendorong produktivitas tinggi, kita harus mengakui tentang  pentingnya istirahat dan pemulihan. Memberikan waktu bagi diri sendiri untuk beristirahat adalah kunci untuk mempertahankan kesehatan fisik dan mental yang optimal.

Sementara komitmen mengelola tekanan dan kekhawatiran adalah keterampilan yang tak kalah penting. Memiliki strategi untuk mengatasi stres adalah kunci untuk menjaga kesejahteraan mental.  Hustle culture bisa menjadi dorongan kuat untuk mencapai kesuksesan karier yang tinggi. Namun, juga penting untuk memahami bahwa terjebak dalam dedikasi tanpa henti dapat membawa dampak negatif pada kesehatan dan keseimbangan hidup. Menemukan keseimbangan yang tepat antara kerja keras dan perawatan diri adalah kunci untuk mencapai kesuksesan yang berkelanjutan dalam jangka panjang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun